Join ViralMoneyList.com

Rabu, 25 April 2007

0

usahawan Internet





0

PEMERIKSAAN DIRI DAN ZIKIR KEPADA ALLAH

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa di dalam al-Qur'an Tuhan telah berfirman, "Akan Kami pasang satu timbangan yang adil di Hari Perhitungan dan tak akan ada jiwa yang dianiaya dalam segala hal. Siapa pun yang telah menempa satu butir kebaikan atau maksiat, kelak pada hari itu akan melihatnya." Di dalam al-Qur'an juga tertulis, "Setiap jiwa akan melihat apa yang diperbuat sebelumnya pada Hari Perhitungan." Khalifah Umar pernah berkata, "Tuntutlah pertanggungjawaban dari dirimu sebelum dituntut pertanggungjawabanmu." Dan Tuhan berfirman, "Wahai kaum mukminin, bersabar dan berjuanglah melawan nafsu-nafsumu dan kemudian beristiqamahlah." Semua wali paham bahwa mereka datang ke dunia ini untuk menyelenggarakan suatu lalu-lintas ruhaniah. Perolehan ataupun kerugian yang menjadi akibatnya adalah surga atau neraka. Oleh karena itu, mereka selalu menatap dengan pandangan waspada kepada badan mereka yang berkhianat, bisa menyebabkan mereka menderita kerugian besar. Oleh karena itu, hanya orang-orang bijaksana sajalah yang setelah shalat subuhnya menghabiskan satu jam penuh untuk mengadakan perhitungan ruhaniah dan berkata kepada jiwanya, "Wahai jiwaku, engkau hanya mempunyai satu hidup. Tidak satu pun saat yang telah lewat bisa dikembalikan, karena dalam perbendaharaan Allah jumlah nafas bagianmu sudah tertentu dan tidak bisa ditambah. Ketika kehidupan telah berakhir, tidak ada lagi lalu-lintas ruhaniah yang mungkin kau peroleh. Karena itu, apa yang bisa kau kerjakan, kerjakanlah sekarang. Perlakuan hari ini sedemikian rupa seakan-akan hidupmu telah kau habiskan sama sekali dan bahwa hari ini adalah hari tambahan yang dianugerahkan kepadamu oleh rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Kekeliruan apa lagi yang lebih besar daripada menyia-nyiakannya?"
Pada Hari Kebangkitan seseorang akan mendapati seluruh jam-jam hidupnya terjajar seperti satu deret lemari perbendaharaan. Pintu salah satu lemari itu akan terbuka dan akan tampak penuh dengan cahaya. Hal itu mencerminkan saat yang dihabiskan untuk melakukan kebaikan. Hatinya akan dipenuhi dengan kegembiraan sedemikian besar sehingga sebagian daripadanya saja sudah akan membuat penghuni neraka melupakan api itu. Pintu lemari yang kedua akan terbuka; di dalamnya gelap pekat dan dari dalamnya terpancar bau tidak enak, yang menyebabkan setiap orang menutup hidungnya. Itu mencerminkan saat-saat yang dihabiskan untuk berbuat maksiat. Ia akan merasakan takut yang sedemikian besar sehingga sebagian daripadanya saja sudah akan segera membuat penghuni surga gelisah dan memohon rahmat. Pintu lemari yang ketiga pun terbuka; di dalamnya tampak kosong, tak ada cahaya tidak pula gelap. Ini mencerminkan saat-saat yang tidak dipakai untuk melakukan kebaikan maupun maksiat. Waktu itu ia akan merasa sangat menyesal dan bingung laksana seorang yang memiliki harta banyak, tapi menyia-nyiakannya atau membiarkannya lepas begitu saja dari genggamannya. Jadi, seluruh rangkaian saat-saat hidupnya akan dipertunjukkan satu demi satu di depan matanya. Lantaran itu, seseorang mesti berkata kepada jiwanya setiap pagi: "Allah telah memberimu khazanah dua puluh empat jam. Berhati-hatilah agar engkau tidak kehilangan satu pun di antaranya, karena engkau tidak akan mampu menahan penyesalan yang akan mengikuti kerugian seperti itu."
Para wali telah berkata, "Sekalipun, misalnya, Allah akan mengampuni anda yang menyia-nyiakan kehidupan, anda tidak akan bisa mencapai tingkatan orang-orang saleh dan mesti akan menyesali kerugian anda. Oleh karena itu, awasilah dengan ketat lidah anda, mata anda dan segenap anggota rubuh anda, karena masing-masing daripadanya mungkin menjadi pintu gerbang menuju neraka. Ucapkanlah pada badan anda, 'Jika engkau memberontak, sesungguhnya aku akan menghukummu' karena meskipun badan itu keras kepala, ia mampu menerima perintah dan bisa dijinakkan dengan keprihatinan." Itulah tujuan pemeriksaan diri, dan Nabi saw. telah berkata, "Kebahagiaan itu bagi orang yang sekarang mengerjakan amal-amal yang akan memberikan keuntungan baginya setelah mati."
Sekarang sampailah kita pada dzikrullah yang berarti ingatnya seseorang bahwa Allah mengamati seluruh tindakan dan pikirannya. Orang-orang hanya melihat penampilan luar, sementara Allah melihPublishat keduanya; yang di luar maupun yang di dalam diri manusia. Orang yang benar-benar mempercayai hal ini akan mampu mendisiplinkan wujud-luar maupun wujud-dalamnya. Jika ia menyangkal hal ini, maka ia adalah seorang kafir; dan jika sementara mempercayainya dia bertindak bertentangan dengan kepercayaannya itu, maka dia telah melakukan kesalahan berupa bersikap angkuh yang paling parah.
Suatu hari seorang Habsy datang kepada Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya telah melakukan banyak dosa. Mungkinkah tobat saya bisa diterima?" Nabi menjawab, "Ya." Kemudian sang Habsy berkata, "Wahai Rasulullah, setiap saya melakukan dosa, adakah Tuhan benar-benar melihatnya?" "Ya," jawab beliau. Sang Habsy pun melontarkan pekikan dan kemudian jatuh tak sadar. Sebelum seseorang benar-benar yakin akan kenyataan bahwa ia selalu berada di dalam pengamatan Allah, tidak mungkin ia bertindak di jalan yang benar.
Seorang Syaikh suatu kali mempunyai seorang murid yang ia sayangi lebih dari yang lain, sehingga membangkitkan rasa iri mereka. Suatu hari sang Syaikh memberi masing-masing muridnya seekor unggas dan memerintahkan mereka untuk pergi dan membunuhnya di suatu tempat yang tak ada yang bisa melihat. Sesuai dengan itu, setiap muridnya membunuh unggasnya di tempat yang tersembunyi dan membawanya kembali, kecuali murid Syaikh yang paling disayanginya itu. Ia membawa kembali unggas itu dalam keadaan hidup seraya berkata, "Saya tak bisa menemukan tempat seperti itu, karena Allah selalu melihatku di mana-mana." Sang Syaikh pun berkata kepada muridnya yang lain, "Sekarang kamu tahu tingkatan anak muda ini. Ia telah mencapai tingkat selalu mengingati Allah."
Ketika Zulaikha menggoda Yusuf, ia menutupkan kain ke atas wajah berhala yang biasa disembanya. Yusuf berkata kepadanya, "Wahai Zulaikha, engaku malu di hadapan seonggokan batu, maka tidakkah aku mesti malu di hadapan Dia yang menciptakan tujuh langit dan bumi." Satu kali seseorang datang kepada Wali Junaid dan berkata, "Saya tidak bisa menahan pandangan mata saya dari melihat hal-hal yang menggairahkan. Apa yang mesti saya perbuat?" Jawab Junaid, "Dengan mengingat bahwa Allah melihatmu jauh lebih jelas daripada kamu melihat orang lain." Di dalam hadits qudsi tertulis bahwa Allah berfirman, "surga itu bagi orang-orang yang sempat berkeinginan untuk mengerjakan dosa tapi kemudian ingat bahwa mataKu ada di atas mereka dan kemudian mereka menahan diri."
Abdullah bin Dinar meriwayatkan, bahwa suatu kali ia berjalan bersama Khalifah Umar di dekat Makkah ketika bertemu seorang anak laki-laki penggembala sedang menggembalakan sekawanan domba. Umar berkata kepadanya, "Juallah seekor domba padaku." Anak laki-laki itu menjawab, "Domba-domba ini bukan milikku, tapi milik tuanku." Kemudian untuk mengujinya, Umar berkata, "Engkau kan bisa berkata kepadanya bahwa seekor srigala telah menyambar salah satu di antaranya, dan dia tidak akan tahu apa-apa mengenai hal itu?" "Tidak, memang dia tak akan tahu," kata anak itu, "tapi Allah akan mengetahuinya." Umar pun menangis dan mendatangi majikan anak laki-laki itu untuk membelinya dan kemudian membebaskannya sambil berkata, "Ucapanmu itu telah membuatmu bebas di dunia ini akan akan membuatmu bebas pula di akhirat."
Ada dua tingkatan DZIKRULLAH ini.
Tingkatan PERTAMA adalah tingkatan para wali yang pikiran-pikirannya seluruhnya terserap dalam perenungan dan keagungan Allah, dan sama sekali tidak menyisakan lagi ruang di hati mereka untuk hal-hal lain. Inilah tingkatan zikir, yang lebih rendah, karena ketika hati manusia sudah tetap dan anggota-anggota tubuhnya sedemikian terkendalikan oleh hatinya sehingga mereka menjauhkan diri dari tindakan-tindakan yang sebenarnya halal, maka ia sama sekali tak lagi butuh akan alat ataupun penjaga terhadap dosa-dosanya. Terhadap zikir seperti inilah Nabi saw. berkata, "Orang yang bangun dipagi hari hanya dnegan Allah di dalam pikirannya maka Allah akan menjaganya di dunia ini maupun di akhirat."
Beberapa di antara penzikir ini sampai sedemikian larut dalam ingatan akan Dia, sehingga, mereka tidak mendengarkan orang yang bercakap dengan mereka, tidak melihat orang berjalan di depan mereka, tetapi terhuyung-huyung seakan-akan melanggar dinding. Seorang wali meriwayatkan bahwa suatu hari ia melewati tempat para pemanah sedang mengadakan perlombaan memanah. Agak jauh dari situ, seseorang duduk sendirian. "Saya mendekatinya dan mencoba mengajaknya berbicara, tetapi dia menjawab, 'Mengingat Allah lebih baik daripada bercakap.' Saya berkata, 'Tidakkah anda kesepian?" 'Tidak,' jawabnya, 'Allah dan dua malaikat bersama saya.' Sembari menunjuk kepada para pemanah saya bertanya, 'Mana di antara mereka yang telah berhasil menggondol gelar juara?' 'Orang yang telah ditakdirkan Allah untuk menggondolnya,' jawabnya. Kemudian saya bertanya, 'Jalan ini datang dari mana?" Terhadap pertanyaan ini dia mengarahkan matanya ke langit, kemudian bangkit dan pergi seraya berkata, "Ya Rabbi, banyak mahlukMu menghalang-halangi orang dari mengingatMu.' "
Wali Syibli suatu hari pergi mengunjungi sufi Tsauri. Didapatinya Tsauri sedang duduk tafakur sedemikian tenang sehingga tidak satu pun rambut di tubuhnya bergerak. Syibli pun bertanya kepadanya, "Dari siapa anda belajar mempraktekkan ketenangan tafakur seperti itu?" Tsauri menjawab, "Dari seekor kucing yang saya lihat menunggu di depan lobang tikus dengan sikap yang bahkan jauh lebih tenang daripada yang saya lakukan."
Ibnu Hanif meriwayatkan, "Kepada saya diberitakan bahwa di kota Sur seorang syaikh dengan seorang muridnya selalu duduk dan larut di dalam dzikrullah. Saya berangkat ke sana dan mendapati mereka berdua duduk dengan wajah menghadap ke Makkah. Saya mengucapkan salam kepada mereka tiga kali, tapi mereka tidak menjawab. Saya berkata, "Saya meminta dengan sangat, demi Allah, agar anda menjawab salam saya." Yang lebih muda mengangkat kepalanya dan menjawab, "Wahai Ibnu Hanif, dunia ini hanya ada untuk waktu yang singkat saja. Dan dari waktu yang singkat itu hanya sedikit yang masih tersisa. Anda telah menghalang-halangi kami dengan menuntut agar kami membalas salam anda." Ia kemudian menundukkan kepalanya kembali dan diam. Saya waktu itu merasa lapar dan haus, tetapi keingintahuan akan kedua orang itu membuat saya seakan lupa diri. Saya bersembahyang 'Ashar dan Maghrib bersama mereka, kemudian meminta mereka memberi nasehat-nasehat ruhaniah. Yang muda menjawab, "Wahai Ibnu Hanif, kami ini orang sengsara, kami tidak memiliki lidah untuk memberikan nasehat." Saya tetap berdiri di sana tiga hari tiga malam. Tidak satu patah kata pun terlontar dari kami dan tak seorang pun tidur. Kemudian saya berkata dalam hati, "Saya minta mereka dengan sangat, demi Allah, untuk memberi saya beberapa nasehat." Yang muda mengkasyaf pikiran saya, kemudian sekali lagi mengangkat kepalanya, "Pergi dan carilah seseorang yang dengan mengunjunginya akan membuat anda mengingati Allah, dan menanamkan rasa takut akan Dia di dalam hati anda, dan yang akan memberi anda nasehat melalui diamnya, bukan lewat cakapnya."
Itu semua adalah zikir para wali, yaitu berada dalam keadan terserap keseluruhan dalam perenungan akan Allah.
Tingkatan KEDUA dari dzikrullah adalah zikir "golongan kanan" (ashabul-Yamin). Orang-orang ini sadar bahwa Allah mengetahui segala sesuatu tentang mereka dan merasa malu dalam kehadiranNya. Meskipun demikian, mereka tidak larut dalam pikiran tentang keagungan-keagunganNya, melainkan tetap sepenuhnya sadar diri. Keadaan mereka seperti seseorang yang tiba-tiba terperangah di dalam keadaan telanjang dan dengan terburu-buru menutupi dirinya. Kelompok tingkatan pertama tadi menyerupai seseorang yang tiba-tiba mendapati dirinya di hadapan seorang raja dan merasa bingung serta kaget. Kelompok tingkatan kedua menyelidiki dengan teliti semua hal yang terlintas dalam pikiran mereka, karena pada hari akhir tiga pertanyaan akan ditanyakan berkenaan dengan setiap tindakan: kenapa engkau melakukannya?; bagaimana kamu melakukannya; apa tujuanmu melakukannya? Yang pertama ditanyakan karena seorang semestinya bertindak berdasarkan dorongan (impuls) Ilahiah dan bukan dorongan setan atau badaniah belaka. Jika pertanyaan ini dijawab dengan baik, maka pertanyaan kedua akan menguji tentang bagaimana pekerjaan itu dilakukan secara bijaksana atau ceroboh dan lalai. Dan yang ketiga, pekerjaan itu dilakukan hanya demi mencari ridha Tuhan ataukah demi memperoleh pujian manusia. Jika seseorang memahami arti pertanyaan-pertanyaan ini, ia akan menjadi sangat awas terhadap kadaan hatinya dan terhadap bagaimana ia berpikiran sebelum akhirnya bertindak. Memperbedakan pikiran-pikiran itu adalah hal yang sulit dan musykil dan orang yang tidak mampu melakukannya mesti mengaitkan dirinya pada seorang pengarah ruhani yang bisa menerangi hatinya. Ia mesti benar-benar menghindar dari orang-orang terpelajar yang sepenuhnya bersikap duniawi. Mereka itu agen setan. Allah berfirman kepada Daud a.s. "Wahai Daud, jangan bertanya tentang orang-orang terpelajar yang teracuni oleh cinta dunia, karena ia akan merampok kecintaanKu darimu." Dan Nabi saw. bersabda, "Allah mencintai orang yang cermat dalam meneliti soal-soal yang meragukan dan yang tidak membiarkan akalnya dikuasai oleh nafsunya." Nalar dan pembedaan berkaitan erat, dan orang yang di dalam dirinya nalar tidak mengendalikan nafsu tidak akan cermat melakukan penyelidikan.
Di samping beberapa peringatan tentang penelitian sebelum bertindak, seseorang juga mesti dengan ketat menuntut pertanggungjawaban dirinya atas tindakan-tindakan masa lampaunya. Setiap malam ia mesti memeriksa hatinya berkenaan dengan apa yang telah ia kerjakan., demi melihat telah beruntung ataukah merugi ia dalam modal ruhaninya. Inilah yang lebih penting, karena hati itu seperti rekanan dagang yang khianat yang selalu siap untuk menipu dan mengelabui. Kadang-kadang ia menampakkan perasaan mementingkan-diri-sendirinya dalam bentuk ketaatan kepada Allah sedemikian rupa, sehingga seseorang menyangka bahwa ia telah beruntung padahal sebenarnya ia merugi.
Seorang wali bernama Amiya, berumur enam puluh tahun, menghitung hari-hari dalam hidupnya dan ia dapati bahwa hari-harinya itu berjumlah 21.600 hari. Ia berkata kepada dirinya sendiri, "Celaka aku, sekiranya aku melakukan satu dosa saja setiap harinya, bagaimana aku bisa melarikan diri dari timbunan 21.600 dosa?" Ia pun memekik dan rubuh ke tanah. Ketika orang-orang datang untuk membangunkannya, mereka dapati ia telah mati.
Tetapi sebagian besar manusia bersifat lalai dan tidak pernah berfikir untuk meminta pertanggungjawaban dirinya sendiri. Jika bagi setiap dosa yang dilakukannya, seseorang menempatkan sebutir batu di dalam sebuah rumah kosong, segera saja akan ia dapati rumah itu penuh dengan batu. Jika malaikat pencatat menuntut upah darinya bagi pekerjaan menuliskan dosa-dosanya, maka semua uangnya akan cepat sirna. Orang menghitung biji tasbih dengan rasa puas diri setiap kali mereka selesai menyebut nama Allah, tetapi mereka tidak mempunyai tasbih untuk menghitung kata-kata sia-sia yang tak terbilang banyaknya yang telah mereka ucapkan. Oleh karena itu, Khalifah Umar berkata, "Timbang benar-benar kata-kata dan tindakan-tindakanmu sebelum semuanya itu ditimbang pada saat pengadilan nanti." Ia sendiri sebelum beristirahat pada setiap malamnya biasa memukul kakinya dengan disertai rasa ngeri kemudian berseru, "Apa yang telah kau lakukan hari ini?" Abu Thalhah suatu kali shalat di sebuah kebun korma ketika menampak seekor burung indah yang melintas menyebabkannya salah hitung jumlah sujud yang telah dilakukannya. Untuk menghukum dirinya karena kelalaiannya ini, ia memberikan kebun kormanya kepada orang lain. Wali-wali seperti itu tahu bahwa sifat inderawi mereka cenderung untuk tersesat. Oleh karena itu mereka mengawasi dengan ketat dan menghukumnya untuk setiap kesalahan yang dilakukannya.
Jika seseorang mendapati dirinya bebal dan menolak sikap cermat dan disiplin diri, ia mesti selalu bersama-sama dengan seseorang yang cakap dalam praktek-praktek seperti itu agar ia tertulari entusiasme sang ahli tersebut. Seorang wali biasa berkata, "Jika saya ogah-ogahan dalam melakukan disiplin diri, saya menatap Muhammad ibn Wasi, dan memandangnya saja sudah akan menyalakan kembali semangat saya, paling tidak untuk seminggu." Jika seorang tidak bisa menemukan teladan sikap cermat seperti itu di sekitarnya, maka baik baginya utnuk mempelajari kehidupan para Wali. Ia juga mesti mendorong jiwanya!
"Wahai jiwaku, kau anggap dirimu cerdas, dan marah jika disebut tolol. Lalu sebetulnya kau ini apa? Kau persiapkan pakaianmu untuk menutupi dirimu dari gigitan musim dingin, tapi tidak kaupersiapkan diri untuk akhiratmu. Keadaanmu seperti seseorang yang di tengah musim dingin berkata, 'Saya tak akan mengenakan pakaian hangat, tetapi percaya pada rahmat Tuhan untuk melindungi saya dari dingin.' Ia lupa bahwa bersamaan dengan menciptakan dingin, Allah menunjuki manusia cara membuat pakaian untuk melindungi diri darinya dan menyediakan bahan-bahan untuk pakaian itu. Ingatlah juga, wahai diri, bahwa hukumanmu di akhirat bukan karena Allah marah pada ketidaktaatanmu, dan jangan berpikir: "Bagaimana mungkin dosa saya mengganggu Allah?" Nafsumu sendirilah yang akan menyalakan kobaran neraka dalam dirimu. Makanan tidak sehat yang dimakan seseorang menimbulkan penyakit pada tubuh orang itu, bukan karena dokter jengkel kepadanya karena melanggar nasehat-nasehatnya.
"Celakalah 'kau, wahai diri, karena cintamu yang berlebihan kepada dunia! Jika kau tidak percaya pada surga dan neraka, bagaimana mungkin kau percaya pada mati yang akan merenggut semua kenikmatan duniawi dirimu dan menyebabkan kau menderita oleh perpisahan itu sebanding dengan keterikatanmu pada kenikmatan duniawi itu. Kenapa kau dicipta setelah dunia? Jika semuanya, dari timur sampai barat, adalah milikmu dan menyembahmu, toh dalam waktu singkat semuanya itu akan menjelma menjadi debu bersama dirimu, dan pemusnahan akan menghapuskan namamu sebagaimana raja-raja sebelummu. Tetapi sekarang, mengingat bahwa kau hanyalah memiliki sebagian sangat kecil dari dunia ini dan itu pun bagian yang kotor daripadanya, akankah kau begitu gila untuk menukar kebahagiaan abadi dengannya, permata yang mahal dengan sebuah gelas pecah yang terbuat dari lempung dan menjadikan dirimu bahan tertawaan orang-orang di sekitarmu?"







Ahad, 22 April 2007

0

Tekanan antara punca lelaki andropaus awal

Tekanan antara punca lelaki andropaus awal

LELAKI memasuki gerbang usia 40 hingga 55 tahun akan berhadapan fenomena andropaus – sama dengan menopaus yang dialami wanita. Tidak seperti wanita, lelaki tidak mengalami tanda atau isyarat yang jelas seperti putus haid untuk menandakan perubahan ini.

Apa yang jelas, penyusutan tahap hormon seperti estrogen bagi wanita dan testosteron bagi lelaki boleh menyebabkan perubahan tubuh lelaki secara beransur-ansur seperti sikap, ragam, cepat rasa letih, kekurangan tenaga fizikal dan kehilangan nafsu syahwat.

Kajian juga menunjukkan penyusutan testostetron boleh menimbulkan risiko kesihatan lain seperti penyakit jantung dan lemah tulang.

Namun, tidak ramai menyedari hakikat ini kerana kebanyakan lelaki beranggapan kesuburan mereka kekal sepanjang hayat, walaupun terpaksa berjalan menggunakan tongkat. Ada yang cuba mempertahankan jika dituduh mati pucuk, hilang syahwat dan tiada selera seks.

Walaupun ini antara ‘kelebihan’ yang menjadi kebanggaan lelaki, tetapi sejak lahir mereka sebenarnya berdepan kadar kematian lebih tinggi berbanding wanita dan risiko ini bertambah.

Kajian Persatuan Andrologi Malaysia dan Kajian Penuaan Lelaki (MSASAM) dan Pusat Perubatan Universiti Malaya ke atas 351 lelaki di Lembah Klang berusia melebihi 50 tahun menunjukkan, secara umumnya lelaki mengamalkan gaya hidup tidak sihat, dengan 41.9 peratus merokok (atau pernah merokok) 43.3 peratus minum arak, 57.3 peratus sangat kurang bersenam dan 78.7 peratus mengalami obesiti.

Hasil kajian mendapati lelaki juga banyak mengalami gangguan kesihatan seperti tekanan darah tinggi; kencing manis serta masalah jantung, prostat dan pendengaran.

Lebih 66.1 peratus dilaporkan menghadapi sekurang-kurangnya dua masalah kesihatan dan hanya 13.4 peratus benar-benar sihat. Meskipun senarai masalah kesihatan ini panjang, hanya 38.4 peratus menjalani pemeriksaan kesihatan.

Lebih malang, fenomena ‘malu dan liat’ berjumpa doktor lebih ketara di kalangan lelaki Melayu kerana ramai selesa membeli ubat di farmasi tanpa merujuk kepada pakar perubatan terlebih dulu.

Malah, kajian itu mendapati sebanyak 35.8 peratus mengalami masalah mati pucuk (ED), walaupun 78.9 peratus mengakui kehidupan seksual mereka aktif.

Sebagaimana wanita, peningkatan usia menyebabkan keupayaan lelaki menghasilkan hormon testosteron menurun dan keadaan ini dipanggil andropaus atau menopaus lelaki.

Jika penghasilan testosteron di bawah paras biasa, ia menimbulkan beberapa gejala antaranya mati pucuk, cepat letih dan marah, cepat lupa, keinginan seks yang rendah, kemurungan dan kepanasan.

Tabiat dan gaya hidup memberi pengaruh besar kepada kesihatan lelaki, terutama apabila umur meningkat. Merokok, terlalu banyak makan terutama makanan kaya lemak tepu dan garam, minuman keras dan kurang bersenam antara faktor risiko utama yang menyebabkan kematian dan penyakit di kalangan lelaki.

Merokok, penyakit kronik (jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi, stroke dan kanser), Aids, ketagihan dadah dan arak, obesiti, suka ter****t dalam kegiatan berbahaya dan tekanan kerja adalah sebahagian faktor yang dikenal pasti memendekkan umur lelaki.

Semua faktor di atas, disertakan gaya hidup mewah dan pasif, corak makanan tidak seimbang serta kurang perhatian terhadap taraf kesihatan, turut mempercepatkan proses penuaan dan andropaus sebelum waktunya.

Isteri turut memainkan fungsi penting dalam memastikan kesihatan suami kerana kajian mendapati lelaki yang sering ditinggalkan 40 jam seminggu merosot 25 peratus dalam tempoh tiga tahun.

Bagaimanapun, katanya, kekurangan hormon testosteron juga membawa beberapa kebaikan kepada lelaki tua, antaranya peningkatan ketumpatan tulang dan kesihatan keseluruhan, memperbaiki keadaan fizikal dan psikologikal, pengurangan jisim lemak serta masalah kardiovaskular.

Selain itu, makanan boleh membantu memperbaiki kesihatan, antaranya kacang soya (yang mampu mengurangkan masalah kanser prostat), brokoli, teh hijau, kunyit, bawang putih, avokado, ginseng serta pil vitamin, terutama Vitamin C, E, beta-karoten, selenium dan zink.

Bahkan, lelaki berumur juga dinasihati berhenti merokok, kurangkan minum minuman keras, makan makanan menyihatkan dan kurang berlemak serta mengamalkan sikap dan berfikiran positif bagi mengelakkan tekanan kerana ia bukan saja menjejaskan keupayaan seksual, malah mempercepatkan proses penuaan.



"Ketahui Bagaimana Anda Boleh Menulis Sales Letter Yang Membunuh- Yang Mampu Menukarkan Pelawat Laman Web Anda Kepada Pembeli Dalam Sekelip Mata Sahaja!"

Lihat begitu mudah dan cepat untuk menghadiahkan diri anda durian runtuh besar-besaran, tanpa perlu keluar rumah atau membelanjakan walau sesen wang hasil dari usaha kerja keras anda selama ini


0

Surat Dari Iblis

( Surat ini akan membuat anda benar-benar berfikir)

(Sebenarnya surat ini hampir membuatku gila saat aku membacanya, tapi
aku harus forwardnya kerna catatan kecil dibawahnya)

****************************************
SURAT DARI SETAN UNTUK MU

Aku melihatmu kelmarin, saat engkau memulai aktiviti harianmu.

Kau bangun tanpa sujud mengerjakan subuhmu

Bahkan kemudian, kau juga tidak mengucapkan "Bismillah" sebelum memulai santapanmu, juga tidak sempat mengerjakan shalat Isyak sebelum berangkat ketempat tidurmu

Kau benar2 orang yang bersyukur, Aku menyukainya

Aku tak dapat mengungkapkan betapa senangnya aku melihatmu tidak merubah cara hidupmu.

Hai Bodoh, Kamu millikku.

Ingat, kau dan aku sudah bertahun-tahun bersama,

dan aku masih belum bisa benar2 mencintaimu .

Malah aku masih membencimu, karena aku benci Allah.

Aku hanya menggunakanmu untuk membalas dendamku kepada Allah.

Dia sudah mencampakkan aku dari surga, dan aku akan tetap memanfaatkanmu sepanjang masa untuk mebalaskannya

Kau lihat, ALLAH MENYAYANGIMU dan dia masih memiliki rencana-rencana untukmu dihari depan.

Tapi kau sudah menyerahkan hidupmu padaku,

dan aku akan membuat kehidupanmu seperti neraka.

Sehingga kita bisa bersama dua kali dan ini akan menyakiti hati ALLAH

Aku benar-benar berterimakasih padamu, karena aku sudah menunjukkan kepada NYA siapa yang menjadi pengatur dalam hidupmu dalam masa2 yang kita jalani

Kita nonton film 'porno' bersama, memaki orang, mencuri, berbohong, munafik, makan sekenyang-kenyangya, bergosip, manghakimi orang, menghujam orang dari belakang, tidak hormat pada orang tua ,

Tidak menghargai Masjid, berperilaku buruk.

TENTUNYA kau tak ingin meninggalkan ini begitu saja.

Ayuhlah, Hai Bodoh, kita terbakar bersama, selamanya.

Aku masih memiliki rencana2 hangat untuk kita.

Ini hanya merupakansurat penghargaanku untuk mu.

Aku ingin mengucapkan 'TERIMAKASIH' kerana sudah mengizinkanku
memanfaatkan hampir semua masa hidupmu.

Kamu memang sangat mudah dibodohi, aku mengtertawakanmu.

Saat kau tergoda berbuat dosa kamu menghadiahkan tawa.

Dosa sudah mulai mewarnai hidupmu.

Kamu sudah 20 tahun lebih tua, dan sekarang aku perlu darah muda.

Jadi, pergi dan lanjutkanlah mengajarkan orang-orang muda bagaimana berbuat dosa.

Yang perlu kau lakukan adalah merokok, mabuk-mabukan, berbohong, berjudi, bergosip, dan hiduplah se-egois mungkin.

Lakukan semua ini didepan anak-anak dan mereka akan menirunya.

Begitulah anak-anak .

Baiklah, aku persilakan kau bergerak sekarang.

Aku akan kembali beberapa detik lagi untuk menggoda mu lagi.

Jika kau cukup cerdas, kau akan lari sembunyi, dan bertaubat atas dosa-dosamu.

Dan hidup untuk Allah dengan sisa umurmu yang tinggal sedikit.

Memperingati orang bukan tabiatku, tapi diusiamu sekarang dan tetap melakukan dosa, sepertinya memang agak aneh.

Jangan salah sangka, aku masih tetap membencimu.

Hanya saja kau harus menjadi orng tolol yang lebih baik dimata ALLAH.



Catatan : Jika kau benar2 menyayangiku , kau tak akan memberi surat ini dengan siapapun.



Berminat untuk membuat website dan blog sendiri dengan memgunakan Wordpress

Khamis, 19 April 2007

0

PENGETAHUAN TENTANG AKHIRAT


Berkenaan dengan nikmat surgawi dan siksaan-siksaan neraka yang akan mengikuti kehidupan ini, semua orang yang percaya pada al-Qur'an dan Sunnah sudah cukup mengetahuinya. Tapi ada suatu hal yang sering terlewatkan oleh mereka, yaitu bahwa ada juga suatu surga ruhaniah dan neraka ruhaniah. Mengenai surga ruhaniah, Allah berfirman kepada NabiNya, "Mata tidak melihat, tidak pula telinga mendengarnya, tak pernah pula terlintas dalam hati manusia apa-apa yang disiapkan bagi orang-orang yang takwa." Di dalam hati manusia yang tercerahkan ada sebuah jendela yang membuka ke arah hakikat-hakikat dunia ruhaniah, sehingga ia mengetahui - bukan dari kabar angin atau kepercayaan tradisional, melainkan dengan pengalaman nyata - segala sesuatu yang menyebabkan kerusakan ataupun kebahagiaan di dalam jiwa, persis sama jelas dan tegasnya sebagaimana seorang dokter mengetahui apa yang menyebabkan penyakit ataupun menyehatkan tubuh. Ia tahu bahwa pengetahuan tentang Allah dan ibadah bersifat mengobati, dan bahwa kejahilan dan dosa adalah racun-racun maut bagi jiwa. Banyak orang, bahkan juga yang disebut sebagai ulama, karena mengikuti secara membuta pendapat orang lain, tidak mempunyai keyakinan yang sesungguhnya dalam iman mereka berkenaan dengan kebahagiaan atau penderitaan jiwa di akhirat. Tetapi orang yang mau mempelajari masalah ini dengan pikiran yang tak terkotori oleh prasangka akan sampai pada keyakinan yang jelas tentang masalah ini.
Akibat kematian atas sifat gabungan (komposit) manusia adalah sebagai berikut. Manusia punya dua jiwa, jiwa hewani dan jiwa ruhani. Jiwa ruhani ini bersifat malaikat. Tempat jiwa hewaniah adalah dalam hati, tempat dari mana jiwa ini menyebar seperti uap halus dan menyelusupi semua anggota tubuh, memberikan tenaga atau kemampuan melihat pada mata, mendengar pada telinga, serta kepada semua anggota tubuh memberikan kemampuan untuk menyelenggarakan fungsi-fungsinya. Hal ini bisa dibandingkan dengan sebuah lampu yang ditempatkan di dalam suatu pondok yang cahayanya jatuh pada dinding-dinding ke mana pun ia pergi. Hati adalah sumbu lampu ini, dan jika penyaluran minyaknya diputus karena suatu alasan, maka matilah lampu itu. Seperti itulah kematian jiwa hewani. Tidak demikian halnya dengan jiwa ruhani atau jiwa manusiawi. Ia tak terpilahkan dan dengannya manusia mengenali Allah. Boleh dikatakan dialah pengendara jwa hewani. Dan ketika jiwa hewani musnah, ia tetap tinggal, tetapi laksana seorang penunggang kuda yang telah turun atau seperti seorang pemburu yan gtelah kehilangan senjatanya. Kuda dan senjata-senjata itu dianugerahkan pada jiwa manusia agar dengan itu semua ia bisa mengejar dan menangkap keabadian cinta dan pengetahuan tantang Allah. Jika ia telah berhasil melakukan penangkapan itu, maka bukannya berkeluh kesah, ia pun merasa lega ketika bisa menyingkirkan senjata-senjata itu. Oleh karena itu Rasulullah saw. bersabda, "Kematian adalah suatu hadiah Tuhan yang diharap-harapkan oleh para mukminin." Tapi celakalah kalau jiwa itu kehilangan kuda dan senjata-senjata pemburuannya sebelum berhasil memperoleh hadiah tersebut. Kesedihan dan penyesalannya akan tak terperikan.
Pembahasan yang agak lebih jauh akan menunjukkan betapa bedanya jiwa manusia dari jasad dan anggota-anggotanya. Setiap anggota tubuh bisa rusak dan berhenti bekerja, tapi individualitas jiwa tak terganggu. Lebih jauh lagi, jasad yang anda miliki sekarang tidak lagi berupa jasad sebagaimana yang anda miliki pada waktu kecil, melainkan sudah berbeda sama sekali. Meskipun demikian, kepribadian anda sekarang ini sama dengan pada waktu itu. Karena itu, sangat mudahlah untuk membayangkannya sebagai terus ada bersama-sama sifat-sifat esensialnya yang tak tergantung pada tubuh, seperti pengetahuan dan cinta akan Tuhan. Inilah arti ayat al-Qur'an, "hal-hal yang baik itu abadi." Tetapi, jika sebaliknya daripada membawa pengetahuan bersama anda, anda malah menyeleweng dalam kejahilan tentang Allah. Kejahilan ini juga merupakan suatu sifat esensial dan akan tinggal abadi bagai kegelapan jiwa dan benih kesedihan. Oleh karena itu, al-Qur'an berkata, "Orang yang buta di dalam hidup ini akan buta di akhirat dan tersesat dari jalan yang lurus."
Alasan bagi kembalinya ruh manusia yang sedang kita bicarakan ini merujuk ke dunia yang lebih tinggi adalah bahwa ia berasal dari sana dan bahwa ia bersifat malaikat. Ia dikirim ke ruang yang lebih rendah ini berlawanan dengan kehendaknya demi memperoleh pengetahuan dan pengalaman, sebagaimana Allah berfirman di dalam al-Qur'an, "Turunlah dari sini kamu semuanya, akan datang padamu perintah-perintah dari-Ku dan siapa yang menaatinya tidak perlu takut dan tak perlu pula mereka gelisah." Ayat: "Aku tiupkan ke dalam diri manusia ruh-Ku" juga menunjukkan asal samawi jiwa manusia. Sebagaimana kesehatan jiwa hewani adalah berupa kesimbangan dari bagian-bagian penyusunannya, dan keseimbangan ini bisa dipulihkan jika mengalami gangguan, oleh obat-obat yang sehat, demikian pulalah kesehatan jiwa manusia berbentuk suatu keseimbangan moral yang dipelihara dan diperbaiki, jika dibutuhkan, oleh perintah-perintah etis dan ajaran-ajaran moral.
Berkenaan dengan kemaujudan dunia di masa yang akan datang, telah kita lihat bahwa jiwa manusia secara esensial tak tergantung pada tubuh. Semua keberatan terhadap kemaujudannya setelah kematian, didasarkan pada dugaan adanya keperluan akan pemulihan jasad terdahulunya yang telah jatuh ke tanah. Beberapa ahli kalam menduga bahwa jiwa manusia tak termusnahkan setelah mati, malah terpulihkan. Tetapi hal ini sesungguhnya bertentangan baik dengan nalar maupun al-Qur'an. Yang disebut terdahulu menunjukkan pada kita bahwa kematian tidak menghancurkan individualitas esensial seorang manusia dan al-Qur'an berkata, "Jangan kamu pikir orang-orang yang terbunuh du jalan Allah itu telah mati. Tidak! Mereka masih hidup, bergembira dengan kehadiran Tuhan mereka dan di dalam limpahan karunia atas mereka." Tidak satukata pun disebutkan di dalam syariah tentang orang-orang mati, yang baik maupun jahat, sebagai termusnahkan. Malah, Nabi saw. diriwayatkan telah bertanya kepada arwah orang-orang kafir yang terbunuh tentang apakah mereka mendapati hukuman-hukuman yang diancamkan kepada mereka sesuatu yang benar atau tidak. Ketika para pengikutnya bertanya kepadanya apa gunanya bertanya kepada mereka, beliau menjawab: "Mereka bisa mendengar kata-kataku lebih baik daripada engkau."
Beberapa orang sufi telah dapat menampak dunia dan neraka yang tak kasat mata, diungkapkan kepada mereka pada saat-saat mereka berada dalam keadan kerasukan (trance) seperti mati. Pada saat pulihnya kesadaran, muka-muka mereka menggambarkan sifat ungkapan-ungkapan yang telah mereka terima dengan tanda-tanda kegembiraan yang luar biasa ataupun kepanikan. Tapi tidak perlu lagi visi untuk membuktikan kepada manusia-manusia yang berpikir apa-apa yang akan terjadi. Yaitu ketika kematian telah mencabut indera-inderanya dan meninggalkannya tanpa sesuatu apa pun kecuali kepribadian telanjangnya, jika ketika di atas bumi ia terlalu asyik menyibukkan dirinya dengan benda-benda cerapan indera - seperti isteri, anak, kekayaan, tanah, budak laki-laki dan perempuan dan sebagainya - ia akan menderita ketika kehilangan benda-benda ini. Sebaliknya, jika ia telah membalikkan punggung sejauh-jauhnya dari semua benda-benda duniawi dan meneguhkan kasih sayangnya yang amat besar terhadap Allah, ia akan menyambut kematian sebagai suatu sarana untuk melarikan diri dari kerepotan-kerepotan duniawi dan bergabung dengan Ia yang dicintainya. Dalam kasus ini, sabda Rasul akan akan terbukti: "Kematian adalah jembatan yang menyatukan sahabat dengan sahabat"; "dunia ini surga bagi orang kafir, dan penjara bagi orang-orang mukmin."
Di pihak lain, semua derita yang ditanggung oleh jiwa setelah mati bersumber pada cinta yang berlebih-lebihan terhadap dunia. Rasulullah bersabda bahwa semua oran gkafir setelah mati akan disiksa oleh 99 ular, masing-masing memiliki 9 kepala. Beberapa orang yang berpikiran sederhana telah memeriksa kuburan orang-orang kafir ini dan bertanya-tanya mengapa mereka tak bisa melihat ular-ular ini. Mereka tidak paham bahwa ular-ular ini bersemayam di dalam ruh orang-orang kafir itu dan bahwa kesemuanya itu sudah ada di dlam diri orang-orang kafir tersebut, bahkan sebelum ia mati. Karena semuanya itu sesungguhnya adalah simbol-simbol sifat jahatnya, seperti cemburu, kebencian, kemunafikan, kesombongan, kelicikan dan lain sebagainya. Sifat-sifat itu semuanya bersumber, secara langsung maupun tidak, pada kecintaan terhadap dunia ini. Itulah neraka yang disediakan bagi orang-orang yang di dlam al-Qur'an dikatakan "meneguhkan hati mereka pada dunia ini lebih daripada akhirat". Jika ular-ular itu sekadar bersifat eksternal belaka, mereka akan bisa berharap untuk melarikan diri dari siksanya, meskipun hanya untuk sesaat saja. Tetapi jika semuanya itu sudah menjadi sifat-sifat bawaan mereka, bagaimana mereka bisa melarikan diri?. Ambillah contoh kasus seseorang yang menjual seorang budak perempuan tanpa tahu seberapa jauh ia telah terikat dengannya sampai ketika perempuan itu telah sama sekali berada di luar jangkauannya. Kemudian kecintaan pada budak itu, yang selama ini tertidur, bangun di dalam dirinya dengan suatu intensitas yang menyiksanya, menyengatnya seperti ular. Ia bisa gila karenanya, mencapakkan dirinya ke dalam api atau air untuk melarikan diri darinya. Inilah akibat cinta terhadap dunia, yang tidak pernah terbayang dalam diri orang-orang yang memilikinya sampai ketika dunia direnggut dari mereka dan kemudian siksaan kesia-siaan membuat mereka mau dengan senang hati menukarnya dengan sekadar ular-ular dan kepiting-kepiting eksternal belaka, berapa pun jumlahnya. Karenanya, setiap orang yang berbuat dosa membawa perkakas-perkakas hukumannya sendiri ke dunia di balik kematian. Benar kata al-Qur'an: "Sesungguhnya kalian akan melihat neraka. Kalian akan melihatnya dengan mata keyakinan (ainul-yaqin)", dan "neraka mengitari orang-orang kafir." Ia tidak berkata akan mengitari mereka, karena neraka sudah mengitari mereka sekarang juga.
Mungkin ada orang yang berkeberatan. Jika demikian halnya, kemudian siapakah yang bisa menghindar dari neraka, karena siapakah orang yang sedikit banyak tidak terikat pada dunia dengan berbagai ikatan kesenangan dan kepentingan. Atas pertanyaan ini kita menjawab bahwa ada orang-orang, terutama para faqir, yang telah sama sekali melepaskan diri mereka dari cinta terhadap dunia. Tetapi bahkan di antara orang-orang yang memiliki kekayaan-kekayaan duniawi - seperti isteri, anak, rumah dan lain sebagainya - masih ada juga orang-orang yang, meskipun mereka memiliki kecintaan terhadap benda-benda ini, mencintai Allah lebih dari segalanya. Kasus mereka adalah seperti seseorang yang, meskipun mempunyai sebuah tempat tinggal yan gia cintai di suatu kota, ketika diminta oleh sang raja untuk mengisi suatu pos kekuasaan di kota lain, ia melakukannya dengan senang hati, karena pos kekuasaan itu lebih berharga baginya daripada tempat tinggalnya terdahulu. Para nabi dan banyak di antara para wali adalah orang-orang seperti itu.
Dalam jumlah besar, ada pula orang-orang lain yang memiliki kecintaan pada Allah, tetapi kecintaannya terhadap dunia ini demikian berlebihan dalam diri mereka sehingga mereka akan harus menderita siksaan yang cukup besar setelah kematian sebelum mereka sama sekali terbebaskan daripadanya. Banyak yang memiliki kecintaan kepada Allah, tapi seseorang bisa dengan mudah menguji dirinya dengan melihat ke mana cenderungnya lengan timbangan cintanya ketika perintah-perintah Allah datang berbenturan dengan beberapa keinginannya. Pemilikan akan cinta kepada Allah yang tidak cukup menahan seseorang dari pembangkangan kepada Allah adalah suatu kebohongan.
Telah kita lihat di atas bahwa salah satu jenis neraka ruhani itu berbentuk pemisahan secara paksa dari benda-benda duniawi yang kepadanya hati terikat terlalu erat. Banyak orang yang tanpa sadar membawa dalam dirinya kuman-kuman neraka seperti itu. Mereka akan merasa seperti seorang raja yang setelah menjalani hidup mewah, dicampakkan dari singgasananya dan menjadi bahan tertawaan.
Jenis kedua neraka ruhani adalah malu, yaitu ketika seseorang dibangunkan untuk melihat sifat tindakan-tindakan yang dulu dilakukannya dalam hakikat telanjangnya. Orang yang mengumpat akan melihat dirinya dalam bentuk seorang kanibal yang makan daging saudaranya yang telah mati. Orang yang mempunyai sifat iri hati akan tampak sebagai seseorang yang melemparkan batu-batu ke dinding, kemudian batu-batu itu memantul kembali dan mengenai mata anaknya sendiri.
Neraka jenis ini, yaitu malu, bisa disimpulkan dengan perumpamaan ringkas berikut ini. Misalkan seorang raja baru selesai merayakan perkawinan anak laki-lakinya. Pada malam harinya, laki-laki muda itu pergi keluar dengan beberapa orang sahabat dan kemudian kembali ke istana dalam keadaan mabuk. Ia memasuki sebuah kamar yang terang dan kemudian berbaring di samping tubuh yang diduganya sebagai mempelai wanitanya. Pagi harinya, ketika kesadarannya pulih, ia terperanjat ketika mendapati dirinya berada di dalam sebuah kamar mayat para penyembah-api. Sofanya adalah tandu jenazah, dan bentuk yang disalah-mengertikannya sebagai mempelai perempuannya adalah mayat seorang wanita tua yang mulai membusuk. Ketika keluar dari kamar mayat dengan pakaian kumuh, betapa malunya ia ketika ayahnya, sang raja, menghampirinya dengan serombongan tentara. Itu gambaran perumpamaan tentang rasa malu yang akan dirasakan di akhirat oleh orang-orang yang dengan serakah telah memasrahkan diri mereka pada hal-hal yang mereka anggap sebagai kebahagiaan.
Neraka ruhaniah ketiga berbentuk kekecewaan dan kegagalan untuk mencapai obyek kemaujudan yang sesungguhnya. Manusia diciptakan dengan maksud untuk mencermini cahaya pengetahuan akan Tuhan. Tapi jika ia sampai di akhirat dengan jiwa yang tersaput tebal oleh karat pengumbaran nafsu inderawi, ia akan sama sekali gagal untuk memperoleh tujuan penciptaannya. Kekecewaannya bisa digambarkan dengan cara berikut. Misalkan seseorang sedang melewati sebuah hutan gelap bersama beberapa orang sahabat. Di sana-sini berkelap-kelip di atas tanah, bertebaran batu-batu berwarna. Para sahabatnya mengumpulkan dan membawa benda-benda itu seraya menasehatinya agar ia turut melakukan hal yang sama. "Karena," kata mereka, "kami dengar batu-batu itu akan memperoleh harga tinggi di tempat yang akan kita datangi." Tapi orang ini malah menertawakan mereka dan menyebut mereka sebagai orang-orang pandir karena menyimpan harapan sia-sia untuk memperoleh sesuatu, sementara ia sendiri bisa berjalan bebas tak berbebani. Kemudian mereka pun menjelang terang tanah dan mendapati bahwa batu-batu yang berwarna-warni itu ternyata batu-batu delima, Zamrud dan permata-permata lain yang tak terkira harganya. Kekecewaan dan penyesalan orang itu, karena tidak mengumpulkan benda-benda yang sudah berada dalam jangkauannya itu, lebih mudah dibayangkan daripada diperikan. Seperti itulah jadinya penyesalan orang-orang yang ketika melalui duni aini tidak berusaha memperoleh permata-permata kebajikan dan perbendaharaan-perbendaharaan agama.
Perjalanan manusia di dunia ini bisa dikelompokkan dalam empat tahap - yang inderawi, eksperimental, instingtif dan rasional. Dalam tahap yang pertama ia seperti seekor rayap yang, meskipun memiliki penglihatan, tak punya kemampuan mengingat dan akan menghapuskan dirinya terus-menerus pada lilin yang sama. Tahap kedua, ia seperti seekor anjing yang, setelah sekali digigit, akan lari ketika melihat sebatang rotan pemukul. Pada tahap ketiga, ia seperti seekor kuda atau domba yang, secara instingtif, terbang seketika tatkala melihat seekor macan atau srigala - musuh-musuh alaminya - sementara mereka tak akan lari jika melihat seekor onta atau kerbau, meskipun kedua binatang ini lebih besar ukurannya. Di dalam tahap yang keempat manusia sama sekali mengatasi batas-batas binatang itu sehingga mampu, sampai batas tertentu, meramalkan dan mempersiapkan diri bagi masa depan. Gerakan-gerakannya pada mulanya bisa dibandingkan dengan berjalan biasa di atas tanah, kemudian menyeberangi laut dengan sebuah kapal, kemudian pada pendaratan keempat - ketika ia sudah akrab dengan hakikat-hakikat - berjalan di atas air. Sementara itu, di balik dataran ini masih ada dataran kelima yang dikenal oleh para nabi dan wali yang bisa dibandingkan dengan terbang mengarungi udara.
Jadi manusia punya kemampuan untuk dada pada berbagai dataran yang berbeda, mulai dari dataran hewaniah sampai dataran malaikat. Dan persis dalam hal inilah terletak bahayanya, yaitu dari kemungkinan jatuh ke dataran yang paling rendah. Di dalam al-Qur'an tertulis, "Telah Kami tawarkan (yaitu tanggung jawab atau kehendak bebas) kepada lelangit dan bumi serta gunung-gunung; mereka menolak untuk menanggungnya. Tetapi manusia mau mananggungnya. Sesungguhnya manusia itu bodoh." Tidak hewan tidak pula malaikat bisa mengubah tingkat dan tempat ia ditempatkan. Tetapi seseorang bisa tenggelamke dataran hewaniah atau terbang ke dataran malaikat, dan inilah arti dari "penanggungan beban" sebagaimana disebutkan di atas oleh al-Qur'an. Sebagian besar manusia memilih untuk berada di dua tahap terndah tersebut di atas, dan yang tetap tinggal biasanya selalu bersikap bermusuhan dengan orang yang bepergian atau musafir yang jumlahnya jauh lebih sedikit.
Banyak orang dari kelas yang disebut terdahulu, karena tidak memiliki keyakinan yang teguh tentang dunia yang akan datang, ketika dikuasai oleh nafsu-nafsu inderawi, menolaknya sama sekali. Mereka berkata bahwa neraka adalah suatu temuan para ahli ilmu kalam belaka untuk menakut-nakuti orang. Mereka memandang para ahli ilmu kalam dengan penghinaan terbuka. Berbdebat dengan orang-orang seperti ini sedikit sekali manfaatnya. Meskipun demikian, ada yang bisa dikatakan pada orang yang seperti ini yang mungkin bisa membuatnya berhenti dan merenung. "Benarkah anda sungguh-sungguh berpikir bahwa 124.000 nabi dan wali yang percaya pada kehidupan masa akan datang semuanya salah dan anda, yang menolaknya, benar?" Jika ia menjawab, "Ya," saya sedemikian yakin - sebagaimana saya yakin bahwa dua lebih besar daripada satu - bahwasanya jiwa dan kehidupan masa depan dalam bentuk kebahagiaan maupun hukuman itu tidak ada, maka manusia seperti itu sudah tidak mempunyai harapan lagi. Yang bisa diperbuat hanyalah meninggalkannya sendiri sembari mengingat kata-kata al-Qur'an, "Meskipun kau peringatkan mereka, mereka tak akan ingat."
Tetapi jika ia berkata bahwa kehidupan masa depan adalah suatu kebolehjadian, hanya bahwa doktrin itu penuh mengandung keraguan dan misteri, sehingga tidak mungkin untuk bisa memutuskan benarkah hal itu atau tidak, maka seseorang bisa berkata kepadanya, "Jika demikian, sebaiknya anda selesaikan baik-baik keraguan itu." Misalkan anda sedang akan makan makanan, kemudian seseorang berkata kepada anda bahwa seekor ular telah meludahkan bisa ke dalamnya, maka mungkin sekali anda akan menahan diri dan lebih baik menahan kepedihan rasa lapar daripada memakannya, meskipun orang yang memberi informasi pada anda mungkin hanya bercanda atau berbohong belaka. Atau misalkan anda sedang sakit dan seorang penulis syair berkata, "Beri saya satu dirham dan saya akan menulis sebuah puisi yang bisa kauikatkan di lehermu, yang akan menyembuhkannya dari sakit." Anda boleh jadi akan memberikan dirham yang dimintanya dengan harapan bisa mendapatkan manfaat jimat itu. Atau jika seoran gperamal berkata, "Pada saat bulan telah sampai ke suatu bentuk tertentu, minumlah obat ini dan itu dan engkau pun akan sembuh." Meskipun mungkin anda sedikir sekali percaya pada astrologi, kemungkinan besar anda akan mencoba juga pengalaman itu dengan harapan bahwa orang itu benar. Tidakkah anda berpikir bahwa kebenaran yang bisa dipercaya juga terdapat dalam kata-kata nabi, para wali dan orang-orang suci, yang menyakinkan orang akan adanya kehidupan mendatang, sebagaimana janji seorang penulis jampi-jampi atau seorang peramal. Orang berani melakukan perjalanan lewat laut yan gpenuh resiko demi mengharap suatu keuntungan, maka tidak maukah anda menanggung sedikir penderitaan di masa sekarang demi kebahagiaan abadi di akhirat?
Sayyidina Ali Zainal Abidin (Putra Hesain bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah SAW) ketika berdebat dengan seorang kafir pernah berkata, "Jika anda benar, maka tidak seoran gpun di antara kita yang akan menderita keadaan yang lebih buruk di masa depan. Tetapi jika kami yang benar, maka kami akan terhindar dan anda akan menderita." Hal ini dikatakannya bukan karena ia sendiri berada dalam keraguan, tetapi hanya demi menciptakan suatu kesan bagi orang kafir itu. Berdasar semua pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa urusan utama manusia di dunia ini adalah untuk mempersiapkan diri bagi dunia yang akan datang. Sekalipun jika ia ragu-ragu tentang kemaujudan masa depan, nalar mengajarkan bahwa ia harus bertindak seakan-akan hal itu ada dengan mempertimbangkan akibat luar biasa yang mungkin terjadi. Keselamatan atas orang-orang yang mengikuti ajaran-ajaran Allah.
(sebelum, sesudah)



"Ketahui Bagaimana Anda Boleh Menulis Sales Letter Yang Membunuh- Yang Mampu Menukarkan Pelawat Laman Web Anda Kepada Pembeli Dalam Sekelip Mata Sahaja!"

Lihat begitu mudah dan cepat untuk menghadiahkan diri anda durian runtuh besar-besaran, tanpa perlu keluar rumah atau membelanjakan walau sesen wang hasil dari usaha kerja keras anda selama ini



0

:KOLEKSI LAWAK SEPANJANG ZAMAN VOL. 1

SUAMI KELUAR MASUK DISKO
Seorang ibu muda sedang mengadu pada temannya, "Aku terpaksa minta cerai
dari suamiku." "Kenapa..?" tanya temannya kehairanan. "Habis, hampir
setiap malam kerjanya keluar masuk disko," jawab si ibu muda. "OOOOhh,
jadi suamimu itu kaki disko lah yer.. ?" tanya temannya lagi. "Bukan
begitu..,sebenarnya dia ke sana mencari aku !" jawab si ibu muda.

BINI DAPAT TAHU
Seorang lelaki bercerita pada seorang temannya.
"Dulu aku ada segalanya. Wang, rumah besar, kereta - malah, aku juga ada
wanita yang cantik. Sekarang dalam sekelip mata, semuanya dah hilang"
"Oh kesiannya. Apa yang berlaku? Kau diisytihar bankrap ke?" tanya si
teman penuh simpati. "Ahh.. tak lah. Bini aku dapat tau...."

TIDAK PERNAH BERI SUMBANGAN
Di sebuah kampung, seorang penghulu mendapati salah seorang penduduk
kampungnya yang bernama Lamin tidak pernah membayar tuntutan bulanan
kampung. Lamin memang terkenal dan merupakan salah seorang yang terkaya
di situ. Penghulu mengambil keputusan untuk berjumpa dengannya. Tok
Penghulu: Selamat pagi Encik Lamin. En Lamin: Selamat pagi, ada apa
pagi-pagi datang ke mari Tok...? Tok Penghulu: Begini, saya telah
mendapati bahawa hanya Encik Lamin seorang sahaja yang tidak pernah
menyumbang untuk kampung kita. Encik Lamin ni kan seorang yang kaya dan
berjaya, saya raya tiada masalahnya untuk sumbangan yang begitu kecil
bagi kemajuan kampung ini. En Lamin: Adakah tok tahu ibu saya sedang
sakit dan memerlukan banyak wang untuk mengubatinya? Tok Penghulu:
Waduh, kalau begitu...saya tak tau plak.. En Lamin: Tok tau tak saudara
saya seorang veteran perang yang kudung serta buta dan memerlukan biaya
perubatan? Tok Penghulu: Kalau begitu, saya minta maaf. (sebelum tok
penghulu selesai meminta maaf, En. Lamin memotong dan
menambah)
En Lamin: Tok tau tak suami kakak saya sudah meninggal dan dia
meninggalkan isteri dan 3 anaknya tanpa harta dan warisan? Tok Penghulu:
(sekali lagi tok penghulu cuba untuk meminta maaf). En Lamin: Jadi,
pendek kata mereka pun tak pernah saya bagi sumbangan. Inikan pula nak
bagi sumbangan untuk tok.

SAKSI SERBA TAHU
Di sebuah mahkamah, satu kes sedang di dengar dengan menghadirkan
seorang saksi utama seorang ibu tua. Peguamcara mendapat giliran pertama
untuk bertanya beberapa soalan kepada saksi. Peguamcara : Makcik Fatima,
makcik kenal siapa saya? Makcik Fatima : Ya, saya tahu benar siapa kamu,
malah sejak kecil lagi. Kamu suka berbohong dan mengata di bekalang
kawan-kawan kamu. Aku juga tahu kamu ada menyimpan perempuan simpanan di
luar dan aku berasa amat kasihan dengan isterimu. Selain itu kamu suka
bercakap besar, yang sama sekali tidak berasas dan benar. Peguamcara
tersebut terpegun lain yang di tanya .. lain pula jawapan yang
diterima.Untuk mengatasi kekejutannya, ia bertanya dengan selambanya,..
Peguamcara : Makcik Fatima pasti juga mengenali Tuan Hadi, peguambela?
Makcik Fatima : Oh ya, tentu saja. Bahkan ibunya dulu sering
meninggalkannya bersamaku waktu dia masih kecil. Tak jauh beza dengan
kamu, Hadi juga mengecewakan. Dia pemalas, suka menggoda perempuan dan
hidupnya seolah-olah tanpa tujuan.. Habis sahaja Makcik Fatima
berbicara, hakim memanggil peguamcara dan peguambela untuk
menghampirinya... "Jika kamu berdua menanyakan kepadanya adakah ia kenal
denganku.., kamu berdua akan aku masukkan ke dalam penjara kerana
menghina mahkamah...," kata hakim.

"INGAT SAYA BERSENANG LENANG DI SINI?"
Seorang isteri sangat sedih kerana akhir-akhir ini suaminya sering
pulang malam dan dalam keadaan mabuk. Suatu hari dia memarahi suaminya
"Oh, abang selalu bersenang lenang di luar dan meninggalkan saya di
rumah!" Akhirnya si suami memutuskan untuk mengajaknya ke bar.
Sesampainya di sana, si suami memesan minuman keras seperti biasa dan
memesankan satu gelas untuk isterinya. Ketika si isteri cuba meminumnya,
dia terus memuntahkannya kembali. "Minuman apa ini? Isshhhh.. tak sedap
langsung...!" rengus si isteri. "Tulah, jadi jangan anggap saya
bersenang lenang di sini..."

HUKUMAN MATI
Seorang warden penjara cuba untuk menghiburkan tahanan penjara yang akan
menjalani hukuman mati di atas kerusi elektrik, gilirannya akan tiba
sebentar nanti. "Jangan takut. Daya voltannya sangat tinggi, lagi pun
semuanya terjadi dalam masa yang sangat singkat," warden berkata.
Kebetulan pula dari kejauhan terdengar laungan kesakitan yang amat luar
biasa kuatnya dan perpanjangan. "Saya pergi ke sana sebentar untuk
melihat," katanya. Tidak lama kemudian, warden tersebut kembali. Dengan
selamba dia berkata, "Tak ada masaalah yang berlaku, cuma masalah
teknikal sahaja. Sekarang elektrik terputus, jadi mereka gunakan LILIN
sebagai gantinya, itu sajaaaaa..."

MENANG BERTARUH SETIAP HARI
Ada seorang pak cik yang bernama Pak Din yang sangat kaya. Setiap hari
beliau akan menyimpan RM1000 di bank. Setiap hari tepat pukul 9 pagi Pak
Din dah pun bersiap sedia terpacak di kuanter bank untuk menyimpan
RM1000. Setelah lebih kurang setahun berlalu, kehadirannya setiap hari
disedari oleh pengurus Bank. Pengurus Bank itu pun memanggilnya ke
pejabat dan bertanya.
Pengurus: Setiap hari saya lihat pakcik akan menyimpan RM1000 di
bank.Apa kerja pakcik? Pak Din: Saya ni sebenarnya tak ada kerja encik.
Cuma saya suka bertaruh. Setiap hari saya akan bertaruh dan saya tak
pernah kalah.
Pengurus: Ooo... Ini sudah cukup bagus. Tapi pakcik mungkin belum
bertemu dengan orang yang hebat macam saya ni. Kalau pakcik bertaruh
dengan saya, jangan haraplah nak menang. Pak Din: Iya ke? Kalau macam
tu, mari kita bertaruh.
Pengurus: Ok. Sebutkan apa saja pakcik nak bertaruh dengan saya. Pak
Din: Macam ni... Dalam tempoh 7 hari dari sekarang, encik akan
kehilangan telur encik. Kalau betul encik akan hilang RM1000, kalau tak
saya akan bayar encik RM1000.
Pengurus: Hahaha.. Tak logiklah pak cik. Tapi tak apa, saya setuju.
Setelah kedua-duanya setuju mereka pun beredar. Esoknya apabila bangun
pagi, pengurus itu pun meraba telurnya. Ooh masih ada. Begitulah
seterusnya hinggalah sampai ke hari yang ketujuh dia dapati telurnya
masih lagi ada... Dengan suka hatinya pengurus tersebut pun pergilah
berjumpa dengan Pak Din.
Pengurus: Maaflah pakcik, telur saya masih lagi ada.
Pak Din : Betul ke? Aku tak percaya. Mari sini aku pegang.
Lalu dipegangnya anu Manager tu. Sambil tersenyum Pak Din pun berkata.
Pak Din: Oklah. Betul kata kau. Nah ambil RM1000 ni. Pak Din pun
menghulurkan wang RM1000 kepada pengurus tersebut. Manager : Hari ni
baru pak cik tahu siapa yang hebat. Maaflah pakcik. Hari ni pak cik tak
dapat pergi bank lagi laaaa. Keh.. keh... keh... Tiba-tiba Pak Din
mengeluarkan RM4000 dan pergi ke kuanter bank. Pengurus tersebut rasa
hairan lalu bertanya pada Pak Din.
Pengurus: mana pak cik dapat duit sebanyak tu?
Pak Din: Pak cik bertaruh dengan pengawal kat luar tu tadi RM5000.
Pengurus: Bertaruh apa?
Pak Din: Bertaruh yang pak cik dapat pegang telur pengurus bank dan dia
tidak melawan. Manager : Tak guna punya orang tua.

MENANG LOTERI RM3 JUTA
Seorang lelaki bergelar suami pulang ke rumah dan memanggil isterinya
secara tiba-tiba.
Suami: Sayang, cepat kemaskan beg awak!
Isteri: Kenapa?
Suami: Abang baru menang loteri 3 juta ringgit.
Isteri: Wah, bagusnya! Abang nak saya kemaskan beg untuk bercuti ke
mana? Kita hendak naik kapal mewah atau bercuti keluar negara bang?
Suami: Suka hati awaklah. Saya tak peduli ke mana awak hendak pergi.
Yang penting, awak seorang yang keluar dari rumah ini!

"SINI TAK BOLEH BERENANG"
Seorang wanita berjalan di sebuah kawasan dusun. Tiba-tiba dia bertemu
sebuah kolam. Lalu dia segera menanggalkan pakaian dan bersedia untuk
terjun. Tiba-tiba pemilik dusun itu muncul dan menjerit dari tempat
persembunyiannya, "Dilarang berenang! Saudari tidak dibenarkan berenang
di dalam kolam ini!" Wanita tersebut tergesa-gesa mengambil pakaiannya.
"Kenapa tak melarang saya sejak tadi, sebelum saya menanggalkan
pakaian?" soal wanita tersebut. "Memanglah disini tak dibenarkan
berenang, tetapi saudari tak dilarang untuk menanggalkan pakaian," jawab
pemilik dusun dengan selamba.

TIDAK SUKA PERANG
Pada suatu pagi, seorang guru sejarah bercadang mahu mengajar mengenai
peperangan berlaku. Guru tersebut bertanyakan kepada para pelajarnya
sama ada mereka menggemari peperangan atau mahukan keamanan. Kesemua
pelajar bersetuju bahawa mereka lebih sukakan keamanan. "Ada sesiapa
diantara kamu yang bole memberikan sebab kenapa kamu bencikan
peperangan?" tanya guru tersebut. Seorang pelajarnya mengangkat tangan
dan bangun. Guru itu memandang pelajarnya dengan penuh minat untuk
mengetahui jawapan pelajar tersebut. "Saya bencikan perang, sebab
peperangan akan membentuk sejarah. Sedangkan saya tidak sukakan mata
pelajaran sejarah" jawab pelajar itu.

MAKCIK DARI KAMPUNG
Pada suatu hari, seorang Makcik Minah datang ke Kuala Lumpur untuk kali
pertama untuk berjumpa anaknya yang menetap di situ dan berkahwin dengan
orang kaya setelah mencanangkan kepada orang-orang kampung. Dia turut
membawa rakannya Bibah. Oleh kerana hari telah lewat malam, dia
'check-in' di sebuah hotel mewah semata-mata mahu menunjuk kepada Bibah
dan seorang pelayan membawakan begnya menuju ke bilik penginapan Makcik
Minah. Makcik Minah dengan girangnye mengikuti langkah-langkah pelayan
itu dan ketika pelayan tersebut menutup pintu, Makcik Minah melihat ke
sekeliling. Beliau tiba-tiba menjadi marah lalu berkata kepada pelayan
tersebut. "Eksekius mi. Cik jangan ingat makcik datang dari kampung, tak
tahu duduk di hotel. Sudah bayar ratus-ratus, cik bagi saya bilik ini
pula. Kecil, tak ada TV, tak ada almari, apa pun tak ada. Katil nak
tidur pun tak ada. Hei jangan nak tipu orang la," Makcik Minah memaki
hamun pelayan tersebut kononnya untuk menutup malu pada Bibah. Lalu
pelayan itu pun menjawab, "Sabar makcik, ini baru lif..."

PUKUL BERAPA BUKA?

Pada suatu tengah malam telefon di rumah seorang pustakawan berdering.
"Pukul berapa perpustakaan akan dibuka?" seorang pemuda di hujung talian
bertanya. "Jam 9 pagi encik, apa hal yang penting sangat encik menelefon
saya di tengah malam buta ni?" tanya pustakawan tadi. "Tak boleh buka
awal lagi ke?" pemuda itu bertanya lagi dengan nada kecewa. "Tidak,
perpustakaan hanya akan dibuka pada pukul 9!" pustakawan itu menjawab
dengan nada yang tinggi. "Penting sangat ke sampai encik tidak boleh
tunggu sampai pukul 9 pagi untuk masuk?" "Siapa kata saya mahu masuk?"
kata pemuda itu kesal, "SAYA MAU KELUAR!"

UBAT SAKIT KEPALA

Seorang bos masuk ke pejabat dalam keadaan sakit kepala. Seorang pekerja
memerhati keadaannya, lalu bertanya, "Kenapa bos? Nampak macam sakit
sahaja?" "Yalah Semaun, kepala aku ni sakit sangat!" kata bos. "Dua hari
lepas saya pun sakit kepala juga bos. Tapi bila balik, isteri saya bawa
ke katil, peluk dan mencium saya. Lepas itu kami bercumbuan. Habis saja
kami bercumbu, sakit kepala terus hilang. Saya rasa bos pun patut buat
macam tu juga," terang Semaun. "Betul ke? Kalau macam tu, mari kita
jumpa isteri engkau sekarang!!!"

BUDIN VS KUCING, Siapa Handal?

Budin seorang yang amat benci pada kucing, entah apa silap yang telah
dibuat oleh kucing padanya tiada siapa yang tahu. Walaupun begitu, jodoh
pertemuan sememangnya ketentuan Ilahi, Budin bertemu jodoh dengan Gayah
yang sememangnya amat suka dan cinta pada kucing. Bukan itu sahaja,
sebelum berkahwin dengan Budin, Gayah sudah sedia ada membela seekor
kucing siam. Maka dari hari ke hari, bertambah benci dan meluatlah Budin
pada kucing terutama si Tompok, kucing siam peliharaan isterinya. Apa
tidaknya, Gayah lebih memberi tumpuan kepada si Tompok dalam kehidupan
sehari-hariannya. Hal ini membuatkan Budin beranggapan, Gayah lebih
sayang si Tompok berbanding dengan dirinya. Akibat tidak mahu terus
tertekan dengan keadaan ini, Budin membuat rancangan untuk mengusir si
Tompok dari hidupnya dan hidup isterinya, Gayah. Maka, bermulalah dengan
rancangan jahat Budin. Pucuk dicita ulam yang mendatang, ketika
isterinya sedang asyik mandi, Budin dengan tanpa segan silunya telah
menangkap si Tompok, disumbat dalam karung beras. Tanpa berlengah terus
merempit motor kapcainya sehingga jauh dari rumahnya, lebih kurang 10
kami lalu dihumbanlah si Tompok tanpa belas kasihan. Dengan hati
gembira, baliklah dia ke rumah dengan siulan mengikut rentah lagu
'Cindai' nyanyian Siti Nurhaliza. Tapi, kegembiraan hanyalah sementara
bila tiba di rumah si Tompok dengan sombong bongkaknya melanggok depan
pintu lagaknya menyambut kepulangan Budin. Sakitnya hati Budin tak dapat
digambarkan. Besoknya, Budin meneruskan rancangan jahatnya. Kali ini
lebih jauh dibawa si Tompok, 20 kami dari rumahnya. Tetapi seperti
semalam Tompok berjaya mendahuluinya pulang ke rumah. Budin tidak putus
asa begitu sahaja, alang-alang peluk pekasam, biar habis basah sampai ke
pangkal lenggan. Maka nekadlah Budin, kali ini dia bukan sahaja hendak
buang Tompok lebih jauh tapi dibawanya Tompok pusing-pusing dahulu.
Habis semual jalan ditempuh, sekejap ke kiri, sekejap ke kanan, yang
lurus, yang bengkok, segala selekoh habis dirempit dan akhirnya si
Tompok dibuang begitu sahaja. Selang berapa minit kemudian, Budin
menelefon Gayah.
Budin: Ayang, Tompok ada kat dalam rumah tak, tanya Budin dengan penuh
suspen lagi berdebar-debar...
Gayah: Ada, ada dekat depan pintu tu ha, Kenapa? tanya Gayah keheranan.
Budin: Panggil dia! herdik Budin dengan nada yang tinggi...
Gayah: Kenapa? tanya Gayah lagi.
Budin. Aku nak tanya dia, bagaimana nak balik ke rumah. Aku sesat ni!...

PAK PANDIR KE KEBUN

Seperti biasa Pak Pandir hendak pergi memotong getah. Mak Andeh akan
menyediakan peralatan Pak Pandir. Pak Pandir pun pergilah nak memotong
getah. "Hati-hati ya bang semasa tepi jalan besar tu nanti!" pesan Mak
Andeh. Pak Pandir akan berjalan kaki melalui sebuah jalanraya untuk
sampai di kebun getahnya. Semasa Pak Pandir berjalan di tepi jalanraya
besar tersebut, ada sebuah papan tanda yang baru dipasang betul-betul di
depan kebunnya. Selepas dia membaca papan tanda tersebut, dia pun pulang
hampa. Mak Andeh heran Pak Pandir pulang semula ke rumah lalu bertanya,
"Kenapa Bang?" Pak Pandir pun menjawab, "Sejak bila la kerajaan tak bagi
kita memotong getah. Diletaknya papan tanda besar di tepi jalan depan
kebun kita tu papan tanda 'DILARANG MEMOTONG'."

DAGING YANG BOLEH TERBANG DAN BERENANG SAHAJA

Salim sering mengeluh sakit kepala dan dada. Doktor menganjurkan agar
dia berhenti merokok dan minum minuman keras. Selain itu harus berhenti
makan daging kambing, daging kesukaan Salim.
Doktor: "Jangan lupa daging kambing. Anda hanya boleh makan
sayur-sayuran dan daging haiwan yang boleh berenang dan terbang" Setelah
tiga hari berlalu sang Doktor menalifon Salim mengingatkan Salim agar
makan hanya daging yang boleh berenang dan terbang sahaja. Tiga bulan
kemudian Doktor mengunjungi ke rumah Salim untuk melihat
perkembangannya. Dia diberitahu oleh orang gajinya Salim ada di kolam
renang. Mendengar itu, Doktor merasa tenang kerana menyangka Salim bukan
hanya mengikuti arahannya, tetapi juga mahu berolahraga untuk
meningkatkan kesihatan tubuhnya. Doktor langsung bergegas menuju ke
kolam renang di mana Salim berada. Namun apa yang dilihatnya di kolam
renang? Salim berada di dalam air melatih kambing berenang!!!

PENUMPANG DEGIL YANG BODOH

Seorang gadis manis berpakaian seksi dan berambut perang selamba duduk
di kelas pertama sebuah kapal terbang yang akan berlepas ke Labuan.
Seorang pramugari menghampirinya, lalu menyapa, "Cik, tiket cik untuk
kelas ekonomi, tempat duduk cik di belakang sana." Eh, awak siapa nak
paksa saya duduk sana, duduk sini, gadis secantik saya tak layak duduk
di sana, nanti orang tak nampak saya, faham tak??" herdik gadis seksi
dalam suara meninggi sambil berdiri. Kecewa dengan sikap penumpang itu,
pramugari itu memberitahu ketuanya. "Cik kena pindah ke kelas ekonomi
juga kerana tempat duduk ini untuk penumpang lain," pujuk ketua
pramugari. "Awak ni lagi satu. Takkan sana nak duduk di belakang. Tengok
oranglah!!!" katanya. Ketua pramugari tiada pilihan, terpaksa
memberitahu kapten yang kemudian membisikkan sesuatu ke telinga gadis
tersebut. Beberapa ketika kemudian, gadis itu bangun dan menuju ke
kerusinya yang betul. "Apa kapten bisikkan pada gadis itu?" tanya
pramugari hairan bagaimana begitu mudah masalah dapat diselesaikan.
"Saya beritahu dia, kelas pertama tak mendarat di Labuan," jawab kapten.

KENCING MASAM LEBIH TERUK

Pada suatu hari di Hospital Kota Bharu, Kelantan, seorang lelaki berusia
lingkungan 70-an sedang menunggu untuk mendapatkan rawatan. Di
sebelahnya duduk seorang lelaki muda juga dengan tujuan yang sama.
Lelaki muda menyapa, "Pok cik ni sakit gapo?" "Kecing manih. Lamo doh."
Tiba-tiba kakitangan hospital kelihatan cemas dan mengusung masuk
seorang pesakit yang tidak sedarkan diri. Pak cik tua tersebut bertanya
orang muda di sebelahnya, "Tu bakpo pulok?" "Kecemase" "Oohh rupanya
kecing mase lebih teruk dari kecing manih."

TUNGGU SAMPAI KERETA LALU
Razi dan Khairul, dua orang anggota polis yang baru bertugas membuat
rondaan di suatu kawasan yang agak terpencil. Sedang seronok berborak
tentang kerja, tiba-tiba mereka terlihat ada seorang budak lelaki
menangis di tepi jalan. Lalu mereka memberhentikan kereta berdekatan
dengan budak tadi. "Fasal apa adik menangis", tanya Razi. "Bagitaulah
kalau-kalau abang boleh tolong," pujuk Khairul pula. Sambil teresak-esak
budak tu berkata, "Tadi sebelum saya keluar mak dah pesan. Kalau nak
melintas jalan tunggu kereta lalu dulu. Masalahnya dari tadi sampai
sekarang tiada sebuah kereta pun yang lalu. Motor buruk ada laa."
Mendengar penjelasan budak tadi, Razi dan Khairul hanya menggelengkan
kepala. Tidak tahu apa yang perlu dijelaskan.

UFO MENDARAT DI BUMI
Kelihatan dua makhluk asing sedang bersiap sedia untuk mendarat ke bumi.
"Kau dah siap barang-barang untuk kita pergi ke bumi?" tanya komander
pada rakannya. "Sudah tuan. Semua sudah siap. Tunggu mendarat sahaja,"
jawab seorang lagi. "Ok bagus. Cuma tinggal satu lagi yang kita perlu
bereskan sebelum mendarat," balas komander makhluk asing itu. "Apa dia
tuan?" "Kita kena turun menyerupai makhluk bumi. Takkan kita nak turun
dengan rupa kita yang sebegini. Nanti makhluk bumi itu mesti tangkap dan
bunuh kita," jawab komander itu. "Tapi tuan, macam mana kita nak
menyerupai diaorang padahal kita tak pernah nampak diaorang?" tanya
sorang tu lagi. "Ah, yang tu kau jangan bimbang. Kita mendarat secara
senyap, kemudian kita sembunyi di satu sudut. Kita tunggu makhluk
diaorang keluar dan menukar rupa menyerupai dioranglah" jelas komander.
"Wah, bagus cadangan tuan, amat bernas sekali usul itu." Mereka pun
terus mendarat ke satu kawasan tanaman padi. Dengan senyap-senyap,
mereka keluar dari kapal angkasa dan sembunyi di belakang semak. Tidak
lama kemudian, mereka pun ternampak dua makhluk bumi di hujung sawah.
Dengan menggunakan teknologi terkini, mereka pun menyerupai dua makhluk
bumi. Mereka keluar dari tempat persembunyian dan berjalan ke arah dua
penduduk bumi yang sedang bekerja. Kerana bentuk tubuh badan mereka yang
sama, penduduk bumi itu tidak sedikitpun merasa hairan dengan kehadiran
mereka. Mereka bersuara kononnya bertanya arah jalan, tetapi tidak
dilayan. Tiba-tiba mereka terdengar bunyi riuh di belakang. Mereka pun
toleh dan nampak sekumpulan makhluk bumi yang lain sedang berlari ke
arah mereka. Sementara itu, makhluk bumi yang dua tadi terus
menghilangkan diri. "Cepat! Cepat! Jangan bagi dia lari!!!" seorang
daripada makhluk bumi itu berteriak pada rakan-rakannya. Kedua-dua
makhluk asing ini tercegat. Mereka tidak tahu apa yang telah terjadi.
"Haa, dapat juga! Kalau kamu suma nak tahu, inilah dua ekor kerbau liar
yang selalu makan padi aku. Ok, kita bawa ke kampung. Kita sembelih dua
ekor kerbau ini," Pak Salleh memberitahu orang-orang kampung sambil
mengikat leher kedua dua makhluk asing yang sedang kebingungan itu.

KONFLIK SUAMI DAN ISTERI
Rumahtangga Minah dan Wahid selalu mengalami krisis. Tidak kira siang
atau malam, mereka akan bertengkar. Setiap pertengkaran pastinya
menggangu jiran tetangga. "Kalau aku mati, aku akan menjadi hantu dan
mengorek tanah di depanku untuk keluar mencekik engkau," terdengar
pekikan si Wahid. Jiran yang mendengar terkejut besar dengan ugutan si
Wahid terhadap isterinya kerana diketahui Wahid mempunyai ilmu hitam
yang sangat luar biasanya. Beberapa hari berlalu. Wahid ditemui mati
akibat mangsa langgar lari. Walaupun benci, tetapi sebagai isteri Minah
tetap menguruskan pengebumian suaminya dengan baik. Seminggu selepas
itu, jiran tetangga amat kehairanan melihat Minah yang langsung tidak
merasa takut dengan ugutan suaminya dahulu. "Engkau tidak takut dengan
sumpah suami kau dulu?" tanya jirannya. "Tidak!" jawab Minah. "Biarkan
saja dia mengorek tanah. Aku dah tanam dia mengadap kebawah!"


"Ketahui Bagaimana Anda Boleh Menulis Sales Letter Yang Membunuh- Yang Mampu Menukarkan Pelawat Laman Web Anda Kepada Pembeli Dalam Sekelip Mata Sahaja!"

http://www.salesmembunuh.com/index.php?ref=azk

Lihat begitu mudah dan cepat untuk menghadiahkan diri anda durian runtuh besar-besaran, tanpa perlu keluar rumah atau membelanjakan walau sesen wang hasil dari usaha kerja keras anda selama ini

http://www.misijutawan.com/scripts/a.php?a_aid=5391&a_bid=24

Rabu, 18 April 2007

0

Poligami : SIS Ingin Mengubah Hukum Allah

Assalamualaikum,

Bila menyentuh isu poligami, akan kedengaran pelbagai ulasan pro(s) dan con(s). Yang setuju, ada yang menyatakan dalil. Yang tidak setuju, ada sebahagiannya akan mentafsir ayat-ayat berkenaan dengan poligami tanpa merujuk kepada tafsiran mufassirin terlebih dahulu disebabkan oleh faktor 'pre-conceived' idea yang negatif terhadap pelaku poligami. Ideally, setuju atau tak setuju biarlah bersandarkan tafsiran yang betul tentang nas yang berkaitan dengannya. Kepada yang ingin melaksanakannya, biarlah taqwa (takut pada Allah Subhanahu wa Taala) yang menjadi asas. Artikel di bawah menjelaskan panjang lebar tentang isu yang sentiasa hangat dibincangkan. Semuga bermanfaat. Wassalam.

SN 107 - Poligami : SIS Ingin Mengubah Hukum Allah





[SN 107] Serangan pemikiran yang berlaku ke atas Islam sekarang datang dari pelbagai penjuru. Jika ia datang dari Barat, itu adalah sesuatu yang wajar, tetapi yang menyedihkan, kadang-kadang ia dilakukan oleh golongan yang kononnya ingin membela Islam, tetapi sebenarnya dipenuhi oleh pemikiran kufur. Atas alasan memperjuangkan hak-hak wanita, Sisters In Islam (SIS) sekali lagi menunjukkan kelancangan mereka terhadap hukum Allah. Seperti biasa, gerakan feminis ini nampaknya tak pernah berhenti menyerang dan mempertikaikan hukum Islam yang sudah terlalu jelas kebenarannya, hukum apalagi jika bukan 'poligami'. Inilah salah satu hukum yang sentiasa menjadi agenda kuffar Barat untuk menyerang Islam, yang bagi mereka bertentangan dengan Hak Asasi Manusia. Kejayaan kuffar Barat di dalam merasuk pemikiran umat Islam ini ternampak jelas melalui perjuangan yang sama yang direalisasikan oleh SIS, satu gerakan yang bertopengkan Islam, walhal merupakan pemuja kepada pemikiran Barat. Bermula pada Januari 2007, SIS kini giat menjalankan soal-selidik untuk mengkaji kesan-kesan poligami ke atas institusi keluarga. Ianya bermula daripada projek induk yang telah dijalankan pada Mac 2005. Daripada objektif kajian yang telah digariskan, kajian itu kononnya dibuat bagi melihat apakah kesan poligami ke atas keharmonian, emosi, kewangan dan hubungan sosial di kalangan ahli-ahli keluarga yang ketua keluarganya mengamalkan poligami.

Sejak dari awal penubuhannya, SIS telah menjadikan 'perjuangan hak-hak wanita' sebagai agenda utama mereka. Di dalam hal poligami, SIS beranggapan bahawa poligami boleh mengancam kebahagiaan dan keharmonian institusi keluarga. Bertolak dari sini, mereka cuba untuk menjadi 'heroin' yang kononnya akan menyelamatkan wanita dari ditindas oleh golongan lelaki. Yang peliknya, tajuk pilihan mereka tetap poligami, seolah-olah dunia ini penuh dengan penindasan oleh lelaki yang berpoligami, dan dunia akan mengalami kehancuran jika perkara ini tidak disekat. Padahal, daripada fail-fail yang menimbun di Mahkamah, banyak sekali kes penderaan rumahtangga, perceraian, tuntutan nafkah, harta sepencarian, penjagaan anak dan bermacam pengabaian tanggungjawab oleh suami terhadap isteri berlaku di dalam kes-kes yang melibatkan perkahwinan monogami. Jadi, mengapa mereka tidak melakukan kajian terhadap amalan monogami? Apakah sebenarnya agenda mereka? Memperjuangkan hak-hak wanita atau memperjuangkan perkara yang dibenci oleh wanita? Bentuk soal-selidik yang dirangka itu dilihat akan mengarahkan kepada hasil yang mereka hasratkan, agar pihak berkuasa menguatkuasakan undang-undang untuk menyekat lelaki Muslim daripada melakukan poligami.

Persoalan seterusnya, mengapa SIS tidak melakukan soal-selidik ke atas lelaki-lelaki yang mempunyai wanita simpanan, maksudnya, ke atas wanita yang menjadi perempuan simpanan? Ini kerana, kebanyakan dari wanita yang menjadi perempuan simpanan sebenarnya sedar dan tahu bahawa mereka adalah 'perempuan simpanan', bahkan tidak keterlaluan jika dikatakan mereka sebenarnya redha dan suka menjadi perempuan simpanan. Mungkin juga SIS tidak melakukan kaji selidik dalam hal ini kerana bagi SIS ini bukan satu penindasan ke atas wanita, sebab perbuatan haram yang dilakukan itu adalah atas dasar suka sama suka, apatah lagi jika mereka memang hidup bahagia melakukan perbuatan terkutuk itu. SIS lebih berminat kepada perbuatan yang tidak disukai oleh wanita (seperti poligami), walaupun halal, dan inilah yang dikatakan penindasan!

SIS Memesongkan Dalil

Beberapa kenyataan SIS yang dikeluarkan sebelum ini memperlihatkan sikap sebenar mereka terhadap isu ini. Salah seorang aktivis SIS, Ruzana Udin pernah mengatakan bahawa, "Kami mahukan sistem undang-undang yang ada pada hari ini menyekat amalan poligami di kalangan lelaki Muslim". Melalui sumber yang sama, Setiausaha Eksekutif Women's Aid Organisation (WAO), Ivy Josiah mendakwa poligami tidak lagi sesuai diamalkan pada zaman ini. Di samping itu, Ruzana Udin juga pernah mengeluarkan hujah dengan mengatakan bahawa Rasulullah sendiri tidak menggalakkan amalan poligami. Dia merujuk kepada satu hadis tentang bagaimana Rasulullah melarang Saidina Ali ra. dari 'menduakan' isterinya, iaitu Fatimah binti Muhammad. Tambahnya lagi, "Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Sallam sendiri tidak memilih wanita muda dan lebih cantik untuk baginda kahwini seperti yang sedang diamalkan oleh lelaki Muslim di Malaysia" [AFP, 4/3/2003] . Pengarah Eksekutif SIS, Zainah Anwar pula mengatakan bahawa, "poligami bukanlah hak mutlak bagi lelaki dan monogami adalah amalan yang menjadi kebiasaan. Amalan poligami selalunya akan menghakis kebahagiaan sesebuah keluarga." [AFP, 17/3/2003]

Menurut seorang lagi aktivis SIS, Zaitun Mohamed Kasim, dalil daripada Al-Quran yang membenarkan seseorang lelaki Muslim untuk melakukan poligami sebenarnya disertakan dengan pra-syarat bagi lelaki untuk berlaku adil. Dia memetik pra-syarat tersebut berdasarkan petikan ayat: "Kemudian jika kalian khuatir tidak akan dapat berlaku adil, maka kahwinilah seorang sahaja. [TMQ an-Nisa'(4):3] [Seminar ERA Consumer on 26th September 2002, Dungun]. SIS juga mendakwa, An-Nisa ayat 3 diturunkan untuk membenarkan kaum lelaki Muslim berpoligami kerana pada ketika itu, ramai di kalangan isteri-isteri di Madinah yang kehilangan suami kerana mati syahid di dalam Perang Uhud. Daripada penafsiran SIS, 'berlaku adil' itu adalah pra-syarat bagi mana-mana lelaki Muslim yang hendak melakukan poligami. Jika mereka tidak mampu untuk berlaku adil, maka mereka tidak boleh meneruskan niat mereka untuk berpoligami.

Hujah SIS tidak terhenti setakat itu sahaja. Kalau boleh, mereka ingin terus menghentikan amalan poligami. Ini adalah kerana, pada pandangan mereka tidak seorang pun lelaki di dunia ini yang mampu berlaku adil. Mereka menyandarkan pandangan tersebut kepada firman Allah yang bermaksud, "Kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri kamu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian" [TMQ an Nisa' (4):129]. Daripada penafsiran SIS, ayat ini membuktikan bahawa tidak ada mana-mana lelaki di muka bumi ini yang akan mampu untuk bersikap adil terhadap isteri-isteri mereka. Dan disebabkan 'berlaku adil' itu adalah satu pra-syarat, serta tidak ada mana-mana lelaki Muslim yang dapat memenuhi pra-syarat tersebut, maka amalan poligami ini mesti dihentikan sama sekali.

Makna Dan Penjelasan Sebenar Dalil

Inilah cara pemikiran kufur yang ada pada SIS. Apabila mereka membenci sesuatu perkara, maka mereka mencari dalil untuk membenarkan hujah mereka. Al-Quran ditafsir agar sesuai dengan kehendak mereka. Dengan kata lain, tafsiran dibuat berpandukan akal dan hawa nafsu serta dilakukan dalam rangka untuk merubah hukum Allah, bukan untuk memahaminya. Para mufassirin, imam-imam mazhab dan para ulama telah lama menafsir dan menjelaskan ayat-ayat tersebut dan mereka tidak pernah berselisih mengenainya. Sebenarnya jika ditanya, antara tafsiran para ulama dan tafsiran SIS, yang manakah perlu diikuti? Kami yakin semua orang sudah mengetahui jawapannya. Jika hendak dibandingkan di antara imam-imam mazhab yang tidak pernah diragui ketinggian bahasa Arab mereka, keikhlasan, keilmuan dan dekatnya mereka dengan Allah, dengan pihak SIS, semua orang tentunya telah dapat menilai yang mana racun dan mana penawar, mana intan dan mana kaca, mana hidayah dan mana dhalalah. Namun demikian, kami akan tetap menerangkan tafsiran yang sebenar agar Allah mencurahkan hidayahNya kepada mereka yang ikhlas ingin memahami dan beramal dengannya.

Penafsiran tentang tindakan Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Sallam yang melarang Saidina Ali ra. untuk berpoligami bukanlah bermakna Rasulullah tidak menggalakkan atau jauh sekali melarang poligami. Hadis tersebut mestilah dilihat secara menyeluruh dengan mengaitkan dengan hadis-hadis yang lain. Menafsirkan hanya sebahagian daripada hadis tersebut, akan menyebabkan seseorang itu terjerumus kepada kesalahan kefahaman yang serius. Memang benar Rasulullah telah melarang Saidina Ali ra. untuk 'menduakan' puteri Rasulullah. Berikut adalah riwayatnya : Nabi Sallallahu 'alaihi wa Sallam amat marah ketika mendengar puteri beliau, Fatimah binti Muhammad, akan 'dimadukan' oleh Ali bin Abi Thalib ra. Ketika mendengar berita tersebut, Nabi terus masuk ke masjid lalu menaiki mimbar dan berseru: 'Beberapa keluarga Bani Hasyim bin al-Mughirah (kerabat Abu Jahal) meminta izin kepadaku untuk mengahwinkan puteri mereka (anak Abu Jahal) dengan Ali bin Abi Thalib. Ketahuilah, aku tidak akan mengizinkan, sekali lagi aku tidak akan mengizinkan. Sungguh tidak aku izinkan, kecuali Ali bin Abi Thalib menceraikan puteriku terlebih dahulu, Fatimah adalah sebahagian dari diriku, apa yang mengganggu dirinya mengganggu diriku, dan apa yang menyakiti hatinya menyakiti hatiku" [Jâmi' al-Ushûl, juz XII, 162, Hadits 9026].

Berdasarkan penerangan Imam Nawawi, perkara utama yang hendak disampaikan di dalam riwayat ini bukanlah berkaitan poligami. Ia berkaitan hasrat Saidina Ali ra. untuk memadukan isterinya, Fatimah binti Muhammad bersama puteri Abu Jahal. Kemarahan Rasulullah bukanlah berkaitan perbuatan poligami yang hendak dilakukan oleh Ali ra, tetapi ia berkaitan mempersatukan puteri Nabi Sallallahu 'alaihi wa Sallam dengan puteri musuh Allah iaitu Abu Jahal [rujuk Syarah Hadis Muslim Li Nawawi]. Di dalam sebuah hadis lain, perkara ini telah diterangkan lagi yang mana Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Sallam sendiri telah menegaskan bahawa baginda tidak mengharamkan apa yang halal dan menghalalkan yang haram. Nabi Sallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, ".....Dan sungguh aku tidak mengharamkan yang halal dan tidak pula menghalalkan yang haram, akan tetapi, demi Allah, jangan sekali-kali bersatu puteri Utusan Allah dengan puteri musuh Allah." [HR. Bukhari]

Oleh itu, kita perlu memahami bahawa larangan di dalam Hadis di atas adalah larangan untuk memadukan antara puteri Rasul Allah dengan puteri musuh Allah, bukannya larangan untuk berpoligami. Tambahan lagi, larangan ini bersifat khusus kepada Ahli al-Bait Rasulullah sahaja dan berlaku di dalam kes ini sahaja, berdasarkan lafaz yang jelas disebut oleh Rasulullah. Dengan kata lain, hadis ini langsung tidak ada kena mengena atau lebih tepat bukan larangan berpoligami oleh Rasulullah kepada umatnya. Ini boleh diperjelaskan lagi dengan ramai di kalangan sahabat seperti Abu Bakar dan Umar sendiri adalah mereka yang mengamalkan poligami, yang tidak pernah dicegah oleh Rasulullah.

Berkenaan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Nikahilah oleh kamu wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Akan tetapi, jika kamu khuatir tidak akan dapat berlaku adil maka nikahilah seorang saja." [TMQ An Nisa' (4):3), kebenaran berpoligami di dalam ayat ini bersifat mutlak. Ia bukanlah diturunkan semata-mata untuk membenarkan isteri-isteri yang kehilangan suami ketika Perang Uhud dikahwini sebagai isteri kedua, ketiga atau keempat. Ia diturunkan adalah untuk menghadkan bilangan maksimum isteri kepada empat orang. Ini adalah kerana, sebelum ayat ini diturunkan, Islam membenarkan seseorang lelaki Muslim mempunyai lebih daripada empat orang isteri sehingga tidak ada dalil yang menghadkannya. Ayat ini kemudiannya diturunkan untuk membataskan jumlah tersebut kepada empat orang.

Berkenaan meletakkan 'berlaku adil' sebagai pra-syarat untuk membolehkan seseorang lelaki Muslim berpoligami seperti mana yang diutarakan oleh Zaitun Mohamed Kasim, hujah ini ternyata timbul dari golongan yang tidak memahami nas dengan benar. Ia juga timbul hasil dari sikap suka 'mencari dalih' bagi menyatakan Islam menyekat poligami. Padahal bagaimana mungkin seseorang lelaki Muslim ingin membuktikan bahawa dia mampu berlaku adil jika dia tidak diberikan peluang untuk berpoligami? Adapun firman Allah, "Kemudian jika kamu khuatir tidak akan dapat berlaku adil, maka kahwinilah seorang sahaja" [TMQ an Nisa'(4):3], sebenarnya maksud 'berlaku adil' di dalam ayat ini bukan merupakan 'pra-syarat' untuk berpoligami, tetapi 'berlaku adil' itu adalah suatu perintah/hukum berasingan yang dikenakan ke atas lelaki Muslim yang mengamalkan poligami, bukannya syarat ke atas poligami itu sendiri. Dengan kata lain, mana-mana lelaki yang gagal berlaku adil (setelah berpoligami) adalah berdosa. Ini kerana dia telah tidak mematuhi perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala agar 'bersikap adil' di dalam perkahwinan poligaminya. Maka mereka akan dihukum sesuai dengan kesalahan yang mereka lakukan.

Tambahan lagi, jika dikaji surah al-Nisa ayat 3 di atas, ia menunjukkan bahawa terdapat petunjuk bahawa kebenaran poligami itu tidak digabungkan dengan perintah bersikap adil. Ini ditunjukkan melalui ungkapan, " Nikahilah wanita-wanita (lain) yang kalian senangi dua-dua, tiga-tiga, atau empat-empat". Ayat ini mengandungi pengertian mengenai kebolehan berpoligami secara mutlak. Ayat ini sendiri telah pun sempurna sebagai satu ayat. Manakala kemudiannya barulah disambung, "Kemudian jika kamu khuatir…", di mana kalimat ini merupakan kalimat yang berasingan dan tidak ada hubungan terus dengan kalimat sebelumnya iaitu ia sebagai kalam mustaknif (kalimat lanjutan). Jika ia menjadi syarat, maka ayat tersebut sudah tentu berbentuk lain, umpamanya, "Nikahilah wanita-wanita yang kalian senangi dua-dua, tiga-tiga, atau empat-empat asalkan/jika kalian dapat berlaku adil". Tetapi ternyata, kefahaman ayat itu bukan sedemikan. [Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani, Nizamul Ijtima'i Fil Islam]

Hukum poligami dan 'bersikap adil' datang sebagai satu 'pakej'. Pakej ini tidak ditawarkan secara berasingan. Maksudnya jika hendak berpoligami, mestilah berlaku adil. Sekiranya hendak berpoligami tetapi tidak mahu bersikap adil, maka adalah lebih baik seseorang lelaki itu untuk tidak berpoligami. Masakan hendak berpoligami tetapi enggan bersikap adil. Inilah yang dimaksudkan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang lelaki Muslim untuk berkahwin lebih daripada seorang isteri jika mereka khuatir tidak mampu bersikap adil.

Adapun firman Allah, "Kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri kamu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian" [TMQ an-Nisa' (4):129], ayat ini juga turut diketengahkan oleh Zaitun Mohamed Kasim sebagai hujah untuk membuktikan bahawa tidak ada lelaki yang mampu bersikap adil. Inilah natijah dari penafsiran akal yang dipandu oleh hawa yang dibuat oleh pihak SIS. Mereka menafsirkan makna 'adil' mengikut kehendak hawa mereka, bukannya merujuk kepada nas. Walhal terdapat banyak Hadis Rasulullah yang menjelaskan maksud 'adil' dalam ayat di atas. Maksud adil di dalam ayat di atas sebenarnya berhubung dengan keadilan pembahagian cinta dan kasih sayang. Maksudnya, seseorang lelaki itu sesungguhnya tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isterinya di dalam pembahagian cinta dan kasih sayang. Merujuk kepada ayat di atas, Ibn' Abbas ra. menjelaskan bahawa Nabi Sallallahu 'alaihi wa Sallam pernah menyatakan: "Yakni di dalam masalah cinta dan persetubuhan'.

Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahawa Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Sallam sendiri lebih cenderung terhadap (mencintai) 'Aisyah berbanding isteri-isterinya yang lain, berdasarkan beberapa hadis riwayat Imam Ahmad dan Ahli Sunan yang lain [Tafsir Al-Quran Al-Azim, I/696]. Meskipun demikian, ia tidak mengakibatkan hak-hak isteri yang lain terabai. Keadilan yang diwajibkan kepada seseorang suami adalah bersikap seimbang di antara para isterinya sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Ini termasuklah di dalam hal giliran bermalam, memberi makan, pakaian dan tempat tinggal dan lain-lain yang berkaitan. Jika pihak suami gagal berlaku adil di dalam hal-hal ini, maka mereka boleh dihukum.

Kaji Selidik – Mengkaji Yang Salah

Soal selidik yang dijalankan oleh SIS sebenarnya tidak boleh digunakan sebagai tolok ukur untuk menentukan status kedudukan hukum poligami. Hukum syara' adalah di tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan manusia langsung tidak boleh campur tangan di dalamnya. Apa yang wajib dilakukan oleh manusia hanyalah mendengar dan taat ( sami'na wa atha'na) sahaja. Hanya Allah sahaja yang berhak menentukan manakah yang baik atau buruk bagi manusia. Yang pasti, setiap hukum Allah adalah baik dan tidak akan ada keburukan di dalamnya. Sebagai contoh, hukum perang (jihad) adalah baik, walaupun ia mungkin mengakibatkan kecederaan, kehilangan nyawa, anak menjadi yatim, isteri menjadi janda dan sebagainya. Bukanlah hak manusia untuk menjalankan kaji selidik ke atas hukum Allah dan membuat keputusan baik dan buruk terhadapnya. Jika ada perkahwinan poligami yang nampak buruk sekalipun, itu tidak lain adalah kesalahan manusia (sama ada suami atau isteri) yang tidak mematuhi hukum syara' di dalam perkahwinan tersebut, bukannya keburukan atau kesalahan hukum poligami itu sendiri. Maksudnya, jika suami yang berpoligami tidak berlaku adil (sebagaimana dituntut oleh syara') maka yang buruk di dalam kes ini adalah suami itu sendiri, bukan poligaminya. Maka suami tersebut perlu dihukum dan dinasihati, bukannya hukum poligami itu yang perlu dihapuskan.

Di sinilah kekeliruan dan kesalahan SIS. Mereka cuba menundukkan hukum syara' mengikut selera mereka. Oleh sebab kebencian mereka kepada poligami, maka mereka cuba mencari bukti yang menunjukkan keburukan poligami. Hakikatnya, mereka buta bahawa jika kehidupan berpoligami itu benar-benar mendatangkan masalah sekalipun, yang menjadi masalah adalah manusia yang mengamalkannya, bukan hukumnya. Manusia itulah yang wajib diperbetulkan. Menilai baik dan buruk kehidupan berpoligami dengan melihat kepada mereka yang hidup tanpa berpegang kepada hukum Islam adalah satu kesilapan besar. Sama seperti kita ingin mengkaji baik dan buruknya memakai tudung, tetapi kita bertanya kepada SIS. Samalah juga kalau kita ingin tahu baik dan buruk teroris, kita bertanya kepada George W. Bush. Pendek kata, ingin tahu jalan yang lurus, tetapi bertanya kepada si buta!

Inilah bentuk kajian yang dilakukan oleh SIS, atas alasan kononnya memperjuangkan hak wanita. Yang anehnya, banyak lagi hukum syara' yang jelas-jelas diperintahkan oleh Allah ke atas manusia, sama ada lelaki atau perempuan, kenapa SIS tidak memperjuangkannya? Jika benar SIS adalah pejuang Islam, khasnya untuk kaum hawa, apakah SIS begitu jahil tidak mengetahui bahawa memakai tudung itu wajib bagi Muslimah? Kenapa hukum yang wajib ini tidak diperjuangkan oleh SIS? Atau SIS ingin merubah hukum Allah sekali lagi dengan menyatakan bertudung itu hanyalah satu fesyen atau tradisi, bukannya satu kewajipan? Kebiadaban SIS dalam usaha merubah hukum Allah ini jelas terlihat dari kata-kata seorang aktivis SIS, Norani Othman, yang menyatakan bahawa poligami adalah satu perkara yang sudah ketinggalan zaman [BH 31/01/07, memetik apa yang diucapkan oleh Noraini di dalam rancangan Wanita Hari Ini di TV3 pada 5 Januari lepas].

Jika inilah pemikiran yang ada pada SIS, maka ini memang tidak ubah dengan pemikiran yang ada pada orang-orang kafir, malah lebih buruk, sebab sebahagian besar dari orang kafir itu sendiri memahami bahawa memakai tudung itu adalah wajib di dalam Islam. Bagi manusia yang tidak mahu mematuhi hukum Allah, Allah swt mengingatkan,

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, yang mempunyai hati (tetapi) tidak mahu memahami dengannya (ayat-ayat Allah), dan yang mempunyai mata (tetapi) tidak mahu melihat dengannya (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan yang mempunyai telinga (tetapi) tidak mahu mendengar dengannya (ayat-ayat Allah); mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi; mereka itulah orang-orang yang lalai. [TMQ Al-A'raf (7):179]

Khatimah

Wahai kaum Muslimin! Syariat Islam yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala bertujuan untuk menyelesaikan masalah manusia. Ini termasuklah kebenaran yang Islam berikan kepada lelaki Muslim untuk mempunyai lebih daripada seorang Isteri. Ia adalah suatu bentuk penyelesaian kepada permasalahan dan bukannya punca kepada permasalahan. Ingatlah! Islam itu sempurna dan langsung tidak ada kecacatan atau kekurangan di dalamnya. Sesungguhnya yang menjadi punca kepada masalah adalah apabila manusia itu tidak menerapkan hukum syara' di dalam kehidupannya. Tingkah laku manusia yang tidak berhukum dengan hukum Allah, inilah yang menjadi punca kepada segala kerosakan.

Wahai kaum Muslimin! Pemikiran-pemikiran yang diperjuangkan oleh SIS adalah pemikiran-pemikiran yang selari dengan pemikiran dan kehendak Barat. Inilah golongan yang memuja Barat dan dipuji oleh Barat. Golongan ini juga diangkat oleh pemimpin-pemimpin yang sekular sebagai golongan yang kononnya memperjuangkan Islam. Jadi tidak hairanlah jika gerakan sebegini terus hidup dan bebas mengeluarkan pendapat walaupun bertentangan dengan Islam. Walau bagaimanapun kami yakin bahawa sebahagian besar dari umat Islam menolak dan membenci golongan ini. Hanya mereka yang cintakan kekufuran akan mencintai golongan ini. Semoga laknat Allah akan terkena ke atas golongan yang merubah hukumNya dan semoga mereka mendapat azab yang pedih. Sesungguhnya Allah Maha Melihat dan Maha Membalas segala perbuatan keji orang-orang yang merubah agamaNya. Ya Allah! Hinalah mereka yang menghina agamaMu, hukumlah mereka yang merubah hukum-hukumMu. Amin ya Rabbal 'alamin